Memasuki normal baru (new normal), Grab meluncurkan aplikasi khusus untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yakni GrabMerchant. Sejauh ini, 80% mitra penjual di Grab sudah bergabung di layanan anyar itu.
Perusahaan penyedia layanan on-demand tersebut menyadari, masyarakat mulai beralih ke layanan berbasis digital akibat pandemi corona. Ini untuk guna menekan penyebaran virus corona.
“New normal masyarakat banyak bergantung pada layanan digital. Permintaan akan lebih tinggi,” kata Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi saat konferensi pers, Kamis (11/6).
Sejalan dengan hal itu, Grab mengembangkan layanan business to business (BtoB) dengan meluncurkan aplikasi GrabMerchant. Selain itu, untuk mengetahui laporan kinerja bisnis, pengguna bisa mengakses situs web Grab Merchant.
(Baca: Fase New Normal, UMKM Jadi Medan Perang Baru Gojek dan Grab)
Mitra GrabFood, GrabMart, logistik dan GrabKios dialihkan ke GrabMerchant. Dengan begitu, layanannya menjadi terintegrasi.
GrabMerchant menyediakan beberapa fitur pertama. Pertama, pendaftaran mandiri, yang memungkinkan mitra mendaftarkan usahanya dan melakukan verifikasi. Layanan ini tersedia 24 jam.
Kedua, manajemen profil pemilik, pengelola toko, dan kasir untuk keamanan akun merchant. Ada tiga profil pengguna yang bisa didaftarkan di platform GrabMerchant.
Ketiga pengguna itu nantinya mendapatkan akses masuk ke aplikasi. Namun, hanya pemilik yang memperoleh akses penuh ke berbagai layanan dan fitur GrabMerchant.
(Baca: Sasar Pasar UKM, Ini Strategi Baru Grab Menangkan Persaingan di Asean)
Dua pengguna lainnya hanya membantu p untuk mengawasi dan mengelola operasional toko sehari-hari. Lalu, pada fitur kasir, pengguna dapat mengelola layanan pembayaran dan pesanan.
Ketiga, fitur grosir untuk melengkapi persediaan bahan usaha merchant. Mitra bisa membeli persediaan dan bahan-bahan dengan harga eceran dari pasar tradisional, melalui aplikasi ini.
"Fitur itu kami kembangkan sebab salah satu kebutuhan mitra yakni akses jaringan kebutuhan," ujar Head of Marketing GrabFood Hadi Surya Koe. Merchant pun bisa mendapatkan akses kebutuhan barang dari TaniHub dan Sayurbox.
(Baca: Normal Baru, Layanan Pesan Antar Perusahaan Digital Bersaing Ketat)
Keempat, fitur pemasaran, yang memungkinkan pengguna mengelola iklan. Grab mengenakan tarif US$ 1 per hari untuk iklan beberapa menit. “Mereka bisa promosi misalnya, diskon untuk menu tertentu,” katanya.
Merchant pun dapat membuat iklan banner dan pencarian. Selain itu, dapat memilih sasaran audiens, dan mengakses kinerja iklan secara real-time.
Kelima, fitur laporan bisnis. Mitra akan mendapatkan insight atau data-data yang diolah dari laporan bisnis mereka. Salah satu contohnya, menu apa saja yang paling banyak dicari oleh pengguna atau stok kebutuhan barang merchant.
"Fitur-fitur itu kami kembangkan untuk menjawab kebutuhan. Juga sebagai bagian dari komitmen kami mempercepat akselerasi digital para mitra UMKM di Indonesia," ujar Hadi.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menambahkan, digitalisasi UMKM menjadi prioritas pemerintah. Kondisi pandemi mendorong pemerintah untuk mempercepat proses digitalisasi.
Hal itu dilakukan, karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, sebagian besar UMKM beroperasi secara offline. "Mereka harus segera melakukan transformasi digital atau akan tertinggal jauh dari UMKM lain yang sudah beralih ke online," kata Teten.
(Baca: Perang Baru Para Unicorn dan Decacorn di Warung Kelontong)