Huawei berkomitmen untuk memperkuat ekosistem infrastruktur digital Indonesia. Perusahaan Tiongkok itu optimistis, langkah ini akan mempercepat pemulihan ekonomi, yang terkena dampak pandemi corona.
CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan, teknologi dan konektivitas berperan sangat penting dalam mendukung transformasi ke digital. Terlebih lagi, layanan berbasis digital kian diminati di Indonesia, seiring dengan banyaknya startup dan unicorn.
Indonesia memiliki empat unicorn atau startup bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar yakni Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO. Lalu, ada satu decacorn dengan valuasi US$ 10 miliar lebih yaitu Gojek.
(Baca: Ada Kekhawatiran Gelombang Kedua Corona, 5G Makin Diminati)
Layanan digital yang berkembang pesat dinilai masih memiliki ruang besar untuk tumbuh. Chen menilai, industri digital mewakili harapan bahwa ekonomi Indonesia akan segera pulih dan tumbuh lagi seiring berjalannya pembangunan nasional, yang ditopang oleh infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.
“Kami akan terus berkontribusi dari sisi pengembangan teknologi terdepan untuk Indonesia, terutama di saat negara ini membutuhkan solusi untuk pulih, bangkit, dan tumbuh kembali setelah terkena dampak pandemi,” ujar Chen dikutip dari siaran pers, Jumat (26/6).
President of Global Government Affairs Huawei Martin Xu menambahkan, teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu bisnis mengambil Langkah cepat dan aman. Ia mencontohkan, infrastruktur ini bisa mewujudkan terselenggaranya transaksi non-tunai tanpa kontak di tengah pandemi Covid-19.
(Baca: Optimalkan Internet Saat Normal Baru, Kominfo Minta Tambahan Anggaran)
Layanan digital juga dapat membantu kalangan UMKM untuk memperluas jangkuan pasar. Selain itu, bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan kompetensi pekerja yang harus dirumahkan melalui pelatihan.
“Investasi pada infrastruktur digital menjadi langkah strategis dalam mempercepat transisi dari tradisional ke digital,” kata Xu. Hal ini disampaikan saat menghadiri seminar bertajuk ‘ICT for Post Covid-19: From Pandemic Resilience to Economic Recovery’.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa pun mengakui bahwa konektivitas broadband menjadi tantangan di daerah. Belum lagi, minimnya pengetahuan tentang teknologi ini.
(Baca: DPR Sebut Infrastruktur Digital Indonesia Belum Siap Hadapi New Normal)
Sedangkan Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ismail mengatakan, pembangunan infrastruktur digital merupakan faktor utama yang harus didukung percepatannya. Terlebih lagi, pandemi mendorong banyak perubahan termasuk perilaku masyarakat dan stakeholder.
Namun, ada tantangan seperti penuntasan infrastruktur telekomunikasi yang mendorong percepatan pembangunan konektivitas hingga ke desa. Utamanya, di wilayah yang belum terjangkau layanan 4G.
Tantangan kedua yakni menjaga kedaulatan data. Lalu, bagaimana mendorong tumbuhnya platform dan aplikasi lokal yang memberdayakan beragam sektor. Terakhir, pembangunan talenta digital Indonesia.
(Baca: 6 Sebab Google, Amazon, Microsoft, Alibaba Incar Pasar Pusat Data RI)