Twitter Hapus Gambar yang Diunggah Presiden AS Donald Trump

ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/foc/cf
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memeriksa kartu debit bantuan pandemi penyakit virus korona (COVID-19) yang diberikan kepadanya saat rapat Kabinet di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Selasa (19/5/2020).
Penulis: Desy Setyowati
2/7/2020, 13.26 WIB

Hubungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Twitter kembali memanas. Kali ini, perusahaan teknologi itu menghapus gambar yang diunggah Trump kemarin (1/7).

Perusahaan mengatakan, gambar itu dihapus karena melanggar kebijakan terkait hak cipta. Gambar yang diunggah Trump merupakan foto yang diambil Damon Winter untuk New York Times pada 2015.

Trump menjadikan gambar tersebut sebagai meme, dengan deskripsi berbunyi “pada kenyataannya mereka tidak mengejar saya, mereka mengejar Anda." (Baca: Pendukung Trump Ajak Migrasi dari Twitter-Facebook ke Medsos Parler)

Twitter lantas menghapus gambar meme yang diunggah Trump. Pada cuitan presiden AS itu pun akan tampak pemberitahuan yang berbunyi “media tidak ditampilkan”.

Perusahaan menegaskan bahwa penghapusan gambar itu sesuai dengan kebijakan terkait hak cipta. “Kami menanggapi keluhan yang valid, yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resmi mereka," kata juru bicara Twitter dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (2/7).

(Baca: Dianggap ‘Perilaku Kasar’, Twitter Sembunyikan Lagi Cuitan Trump)

Twitter akan merespons keluhan terkait hak cipta yang diajukan, berdasarkan Digital Millennium Copyright Act (DMCA). “New York Times mengajukan pemberitahuan penghapusan,” kata juru bicara Twitter.

Pada bulan lalu, Twitter memberikan tag ‘media yang dimanipulasi’ pada video yang diunggah Trump. Media yang dimaksud berupa video atau foto.

Unggahan itu akhirnya dihapus setelah orang tua salah satu anak yang ada di video mengajukan klaim hak cipta. (Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)

Twitter juga menyembunyikan cuitan Trump karena dianggap melanggar kebijakan terkait perilaku kasar. Cuitan ini berbunyi, “tidak akan pernah ada 'zona otonomi' di Washington DC sepanjang saya presiden Anda. Jika mereka mencoba, mereka akan menghadapi kekuatan serius!”

Pengembang media sosial itu menandai cuitan Trump. Selain itu, ada penjelasan berbunyi, “kami menempatkan pemberitahuan kepentingan publik pada Tweet ini, karena melanggar kebijakan terkait perilaku kasar, khususnya, adanya ancaman bahaya terhadap kelompok yang dapat diidentifikasi.”

Pada akhir Maret lalu, Twitter menyembunyikan cuitan Trump terkait kematian warga kulit hitam, George Floyd. Cuitan itu berbunyi, “ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai. Terima kasih!”

(Baca: Twitter Nonaktifkan Video Trump soal George Floyd)

Sebelumnya, Twitter juga melakukan cek fakta atas cuitan Trump. Presiden AS itu pun menandatangani surat perintah eksekutif (executive order) yang berpotensi melemahkan perlindungan terhadap perusahaan internet, termasuk Twitter dan Facebook.

Yang teranyar, Trump menandatangani perintah eksekutif terkait peluasan aturan pembatasan visa hingga akhir tahun, Selasa (22/6). Kebijakan itu membatasi visa imigrasi untuk banyak kategori bagi pekerja asing dan berlaku per hari ini (24/6).

Kebijakan itu pun ditentang banyak perusahaan teknologi seperti Google, Facebook dan Twitter. Sebab, perusahaan merekrut banyak pekerja asing yang ahli di bidang teknologi.

(Baca: Cek Fakta Cuitan Trump, Bos Twitter Sebut Tak Berupaya Jadi 'Wasit')