Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Facebook menutup aplikasi video pendek Lasso. Padahal, perangkat lunak (software) ini diluncurkan pada 2018 lalu untuk bisa bersaing dengan TikTok.
Aplikasi Lasso memungkinkan pengguna merekam video berdurasi hingga 15 detik dan menayangkan lagu-lagu populer. Pengguna juga bisa memanfaatkan tagar atau halaman pencarian (browser), dengan koleksi-koleksi bertema seperti di Instagram.
"Kami menempatkan beberapa taruhan di seluruh ekosistem untuk menguji dan mempelajari bagaimana orang ingin mengekspresikan diri. Salah satu tes yakni dengan meluncurkan Lasso," kata juru bicara Facebook, dikutip dari TechCrunch, Kamis (2/7).
(Baca: Gaet Remaja, Facebook Bakal Rilis Aplikasi Pesaing Tik Tok)
Berdasarkan analisis App Annie, pengguna aktif harian Lasso di Android kurang dari 80 ribu. Jumlahnya bahkan lebih sedikit di perangkat berbasis iOS.
Alhasil, Facebook memutuskan untuk menutup Lasso. "Kami memutuskan untuk menutup aplikasi kami yang berdiri sendiri, Lasso,” kata dia.
Sedangkan pengguna TikTok tumbuh lebih dari 125% selama dua tahun terakhir. Platform video pendek ini pun menempati urutan kedua yang paling banyak diunduh.
(Baca: Youtube Kembangkan Shorts, Apakah Mampu Lawan Dominasi TikTok?)
Selama pandemi corona, pengguna TikTok terus meningkat. Aplikasi besutan perusahaan Tiongkok, Bytedance ini mendapatkan 1 miliar unduhan sejak Maret lalu.
"TikTok selalu berada di peringkat atas di Apple App Store dan Google Play Store,, untuk kategori aplikasi gratis,” demikian dikutip dari Gizchina.
Meski begitu, Instagram dan Google tetap ingin menyaingi TikTok. Instagram meluncurkan Reels, yang diluncurkan di Brasil pekan lalu.
Sedangkan Google, melalui YouTube, merilis aplikasi serupa TikTok yaitu Shorts. Aplikasi ini akan memanfaatkan musik berlisensi yang dimiliki YouTube Music.
(Baca: Bersaing Ketat dengan Facebook, TikTok Gaet iFlix Perkuat Pasar Asia)