Unicorn Minim Suntikan, Investasi ke Startup Indonesia Anjlok 40,3%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10).
Penulis: Desy Setyowati
7/2/2020, 12.49 WIB

Investasi yang nilainya besar pada tahun lalu yakni yang diterima Traveloka (US$ 420 juta) dan VNPay (US$ 300 juta). Lalu beberapa startup seperti Ruangguru, Kredivo, Advance.ai, Tiki.vn, dan Scommerce juga mengumpulkan pendanaan dalam jumlah besar.

Namun, investasi baru yang diterima startup bervaluasi lebih dari US$ 10 miliar seperti Gojek dan Grab justru menurun dibanding 2018. Meski begitu, Cento Ventures mencatat bahwa kedua decacorn itu memiliki unit bisnis seperti jasa keuangan yang meningkatkan modal mereka secara mandiri.

“Meskipun tampaknya, nilai investasi yang menurun (ke startup bervaluasi besar) ini mungkin hanya fenomena sementara,” demikian dikutip. (Baca: Riset Google: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Saat Ini Rp 568 Triliun)

Yang menarik, meski nilai investasi ke perusahaan rintisan di Asia Tenggara menurun, Vietnam dan Thailand justru tumbuh. Nilai investasi ke Vietnam naik dari US$ 287 juta pada 2018 menjadi US$ 741 juta tahun lalu.

Nilai investasi yang masuk ke startup Vietnam itu pertama kalinya melebihi Singapura, yang tahun lalu hanya mendapat US$ 693 juta. Kendati begitu, jumlah kesepakatan pendanaan di Singapura mencapai 191, bahkan melebihi Indonesia.

Begitu juga dengan nilai investasi ke perusahaan rintisan di Thailand meningkat dari US$ 78 juta menjadi US$ 135 juta. (Baca: Riset Google: Investasi ke Startup RI Rp 23,8 T, Terbesar di Regional)

Secara keseluruhan, Cento Ventures menilai bahwa jumlah kesepakatan pendanaan yang meningkat itu menunjukkan bahwa startup Asia Tenggara masih potensial. “Regional pada 2019 tetap menjadi wilayah yang sangat menarik bagi investor teknologi,” demikian dikutip.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati