Bukalapak mencatat, pendapatan BukaPengadaan rerata meningkat tiga kali lipat atau 400% per bulannya dalam tiga bulan terakhir. Melalui lini bisnis ini, perusahaan e-commerce itu menyasar pasar kementerian dan lembaga (K/L), korporasi, serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Produk yang tersedia di layanan itu mulai dari bahan baku, jasa, perlengkapan dan peralatan hingga pulsa, tagihan listrik dan lainnya. Direktur BukaPengadaan Bukalapak Hita Supranjaya mengatakan, ada 1.500 perusahaan dan instansi pemerintah yang bertransaksi melalui fitur itu pada tahun lalu.
Dari jumlah tersebut, 80% di antaranya merupakan korporasi. Sedangkan sisanya dilakukan oleh instansi pemerintah dan UKM. “Dalam sebulan, rerata 150 perusahaan aktif bertransaksi,” kata Hita dalam siaran pers, Kamis (16/1).
Dalam tujuh bulan terakhir, transaksi rata-rata meningkat 30%. Bukalapak memanfaatkan jaringan lima juta pelapak di platform untuk menjangkau konsumen BukaPengadaan.
(Baca: PHK Karyawan, Bukalapak Ingin Jadi Unicorn Pertama yang Cetak Untung)
Salah satu unicorn Tanah Air ini juga terlibat dalam program smart city melalui BukaPengadaan. Hanya, perusahaan tidak menjelaskan kontribusi lini bisnis ini terhadap total transaksi.
Bukalapak memang berfokus memperbaiki tingkat keuntungan (Return on Investment/RoI) perusahaan. Ketimbang ‘bakar uang’, perusahaan berfokus pada investasi secara sehat.
"Ujung-ujungnya, kami juga memperhitungkan untuk menuju arah sustainibility," ujar Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu (18/12). "Investasi yang baik menurut kami yang mendukung grow in healthy way.”
(Baca: Tak Ingin Bakar Uang, Bukalapak Fokus Investasi dan Integrasi)
Tak hanya investasi, kata dia, Bukalapak akan berfokus mengintegrasikan platform online dengan warung, mitra Bukalapak. "Kami akan fokus di dua hal ini pada 2020, bagaimana insiatif itu memungkinkan adanya integrasi," ujarnya.
Di Indonesia, BukaPengadaan bersaing dengan MBiz, startup e-procurement. Perusahaan rintisan di bawah naungan Grup Lippo memiliki 100 ribu item produk (Stock Keeping Unit/SKU) yang ada di platform-nya.
Per tahun lalu, Nett Merchandise Value (NMV) mencapai Rp 2 triliun, dengan rerata pemesanan (purchase order) Rp 70 juta. CEO Mbiz Rizal Paramarta mengatakan, NMV meningkat dua kali lipat setelah bekerja sama dengan Investree.
Pada akhir tahun lalu, startup itu mendapat tambahan modal dari Investree. Perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) itu pun menyediakan layanan pinjaman kepada vendor dan pembeli di Mbiz.
(Baca: Bukan Promosi, Gojek Fokus 3 Layanan untuk Dorong Transaksi di 2020)