Perusahaan teknologi finansial bidang pembiayaan (fintech lending) Akseleran menargetkan, bisa mendapat investasi US$ 20 juta atau sekitar Rp 273,6 miliar pada Kuartal III 2020. Pada akhir tahun lalu, startup ini juga mendapat pendanaan seri A US$ 8,55 juta atau sekitar Rp 117 miliar.
Pendanaan pada akhir 2019 itu dipimpin oleh Beenext. Anak usaha Bank Central Asia (BCA), Central Capital Ventura (CCV), Access Ventures, Agaeti Venture Capital, serta konglomerat lokal di Ahabe Group juga terlibat dalam investasi itu.
Pendiri sekaligus CEO Akseleran Ivan Tambunan mengatakan, dana segar itu akan digunakan untuk meningkatkan tim, investasi terkait teknologi, dan menggaet lebih banyak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Ia pun menargetkan perusahaannya bisa meraup untung.
“Pendanaan di Kuartal III kami target US$ 15 juta sampai US$ 20 juta. Pada 2021, kami targetkan raup untung,” kata Ivan saat konferensi pers di Jakarta, hari ini (15/1).
Ivan mengatakan, pendanaan yang didapat pada akhir tahun lalu mencukupi untuk operasional. Karena itu, perusahaan baru akan mencari tambahan modal pada Kuartal III 2020.
(Baca: Target Untung, Startup Asal India OYO PHK Ribuan Karyawan)
Akseleran telah menyalurkan pinjaman Rp 706 miliar per akhir tahun lalu. Nilai itu meningkat empat kali lipat dibanding 2018, yang sebesar Rp 210 miliar. Jika dihitung sejak 2017, perusahaan telah memberikan pembiayaan Rp 966 miliar.
Total pinjaman yang disalurkan itu memang di bawah target Rp 1 triliun pada 2019. Ivan menjelaskan, hal itu terjadi karena kredit bermasalah (non performing loan/NPL) meningkat setelah hari raya Idul Fitri.
“Kami lakukan improvement,” kata Ivan. Alhasil, NPL Akseleran turun 1,1% menjadi 0,7% saat ini. (Baca: Akseleran Dikabarkan Dapat Pendanaan Rp 11,9 M dari Modal Ventura AS)
Perusahaan rintisan itu menargetkan bisa menyalurkan pinjaman Rp 2 triliun sepanjang tahun ini. Dengan begitu, secara kumulatif, pembiayaan ditarget mencapai Rp 3 triliun sejak 2017 hingga 2020.
Ivan optimistis target itu bisa tercapai lantaran pasar yang belum digarap masih cukup besar. Ia mencatat, penyaluran pinjaman oleh fintech lending pada tahun lalu meningkat 2,5 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy).
Untuk mencapai target penyaluran pinjaman Rp 2 triliun tahun ini, perusahaan menambah tim di bagian penjualan. “Kami tambah di Surabaya dan Samarinda. Karena pasarnya underserve (belum terlayani maksimal),” kata Ivan.
(Baca: Akseleran Salurkan Pinjaman Rp 550 Miliar per Semester I 2019)
Sejauh ini, produk pinjaman yang paling banyak digunakan oleh UMKM yakni invoice financing. Selain itu, Akseleran ingin menambah jumlah pemberi pinjaman (lender). “Ini sebabnya kami perlu meningkatkan tim dan kemampuan,” ujarnya.
Managing Partner Beenext Teruhide Sato mengatakan, sebagian besar UKM di Indonesia belum terlayani oleh penyedia pinjaman konvensional. “Kami yakin Akseleran memiliki kapasitas dan kemampuan yang mumpuni untuk mengimplementasikan visinya kepada jutaan UKM di Indonesia,” kata dia.
Mitra dari Agaeti Ventures Pandu Sjahrir menilai, kinerja Akseleran melebihi ekspektasi perusahaan. “Lisensi izin usaha final yang baru-baru ini diperoleh Akseleran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan awal era baru untuk semakin andal dalam mempertipis kesenjangan pembiayaan UKM di Indonesia,” ujarnya.
(Baca: Akseleran & Koinworks Direstui OJK, Ini Daftar 25 Fintech P2P Berizin)