Perusahaan layanan on-demand Tanah Air Gojek kembali menggelar program akselerator startup, Gojek Xcelerate angkatan keempat. Ada 11 perusahaan rintisan yang akan dilatih, agar bisa bertahan di tengah krisis akibat pandemi corona.
Vice President Public Affairs Gojek Siti Astrid Kusumawardhani mengatakan, lebih dari 1.400 startup yang mendaftar Gojek Xcelerate sejak Angkatan pertama. Pada batch keempat kali ini, Gojek memilih 11 startup di bidang fashion, kecantikan hingga lingkungan.
Startup yang terpilih yakni Bartega, Ellio, Getgo, TROPE Cosmetics, Pura Indonesia, WATT, Mena Indonesia, Rollover Reaction, Jejak.in, KEROKOO dan Sare Studio. Para pendiri ke-11 perusahaan rintisan ini pun sudah dilatih selama sepekan pada Maret lalu.
Pelatihan itu berfokus pada strategi bisnis direct-to-consumer. "Di tengah pandemi virus corona, penting membantu startup untuk bertahan, dengan menciptakan inovasi," kata Astrid saat konferensi pers secara virtual, Rabu (17/6).
(Baca: Bos Gojek Bocorkan Cara Kerja Teknologinya kepada 25 Startup)
Sepanjang startup mampu bertahan di tengah masa krisis ini, kata dia, investor akan tertarik. Dalam hal ini, Gojek pun bakal membantu peserta mendapatkan akses pendanaan.
Decacorn Tanah Air itu akan mempertemukan para pendiri startup dengan investor. Selain itu, startup-startup terpilih ini berkesempatan untuk mengembangkan produknya dan masuk ke ekosistem Gojek.
Para pendiri ke-11 perusahaan rintisan itu juga dilatih oleh akselerator seperti Digitaraya, McKinsey & Co, UBS Bank, dan Google Developers Launchpad. (Baca: Fase New Normal, UMKM Jadi Medan Perang Baru Gojek dan Grab)
Head of Groceries Gojek Tarun Agarwal mengatakan, perusahaannya menerapkan model bisnis direct-to-consumer dalam mengembangkan layanan. Hasilnya, perusahaan menyediakan layanan berbelanja kebutuhan sehari-hari lewat GoMart dan GoShop di tengah pandemi Covid-19.
Sebab, layanan-layanan tersebut dinilai sangat dibutuhkan masyarakat selama pandemi. Hingga Mei, penjualan produk di fitur GoMart pun meningkat 5,5 kali lipat dibanding Januari.
Gojek optimistis, peningkatan akan berlanjut meski sudah memasuki fase normal baru (new normal). (Baca: Strategi Gojek dan Grab Antisipasi Skenario Terburuk Pandemi Corona)
Model bisnis seperti itulah yang dipakai Gojek untuk meminimalkan penurunan transaksi di tengah pandemi. Ini juga yang akan diajarkan kepada para pendiri 11 startup.
Selain itu, mereka bakal dilatih menerapkan teknik Minimum Viable Point (MVP). Strategi ini untuk menentukan set fitur paling minimal dalam ekosistem teknologi, sebelum startup meluncurkan produk atau layanan yang lebih lengkap.
Teknik itu bertujuan mendapatkan umpan balik dari calon pengguna dalam waktu yang relatif singkat. Dengan begitu, startup bisa meminimalkan biaya pengembangan dan kemungkinan produk gagal dalam skala besar.
Managing Director Digitaraya Nicole Yap menambahkan, perusahaan rintisan akan bisa bertahan di tengah pandemi, jika strategi bisnisnya tepat. (Baca: Peluang Besar, Gojek Ingin 9 Startup Besutannya Fokus Garap Ritel)