Jahitin dan Misi Memperbaiki Kesejahteraan Penjahit

123rf.com
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
6/8/2020, 19.16 WIB

Namun, pandemi Covid-19 melanda. Jahitin maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lain sedikit banyak sama-sama terdampak. Hasil tim Jahitin memutar otak, disepakati untuk memproduksi produk yang terkait dengan kebutuhan publik selama periode pandemi Covid-19, misalnya masker kain yang mengacu kepada standar WHO.

“Kami melihat peluang dan tren yang ada, apa yang sekarang paling dibutuhkan masyarakat. Kami harus bertahan, sebab kami tidak hanya hidup untuk keuntungan perusahaan tetapi juga terkait kelangsungan hidup para penjahit,” tutur Asri.

Masker kain katun tersebut salah satunya diproduksi sekelompok penjahit perempuan di Sumba. Asri bercerita, hasil percobaan pertama belum layak untuk dipasarkan. Percobaan dilanjutkan berbekal sejumlah catatan dari tim Jahitin. Akhirnya, pada trial ketiga hasilnya jauh lebih baik.

“Setelah sudah bisa memproduksi sesuai standar, para mama di Sumba itu mendapatkan banyak pesanan. Mencapai ribuan, salah satunya dari instansi setempat. Intinya, kami ingin agar yang bisa memproduksi tidak hanya di kota besar melainkan di setiap daerah,” ucap Asri.

Jahitin hingga kini terus bertahan bahkan semakin berkibar. UMKM ini juga tetap setiap kepada misi pemberdayaan ekonomi yang dianut. Oleh karena itu, masker kain yang diproduksi dipasarkan dengan skema membeli untuk donasi.

Sebanyak tiga helai masker dijual seharga Rp 50.000. Atas setiap pembelian masker ini setara dengan berdonasi satu masker untuk disumbangkan kepada satu orang. Penerima yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan.

Halaman: