Lima Startup Tutup Layanan di Indonesia Akibat Pandemi Corona

Google Play Store
Ilustrasi tampilan platform Sorabel, Hooq, dan Eatsy
7/8/2020, 14.50 WIB

Pandemi corona memukul banyak sektor ekonomi, termasuk startup. Setidaknya ada lima perusahaan rintisan yang menutup layanannya akibat pagebluk ini.

Kelima startup tersebut di antaranya Sorabel, Eatsy, Stoqo, Hooq, dan Airy Rooms. Selain itu, perusahaan sejenis Hooq yakni iFlix mengalami kesulitan dari sisi keuangan di tengah pandemi Covid-19.

Padahal, layanan Video on Demand (VoD) diminati selama pandemi virus corona. Begitu juga dengan aplikasi pemesanan makanan seperti yang disediakan Eatsy.

Platform e-commerce seperti Stoqo dan Sorabel pun diminati selama pandemi. Hal ini terlihat pada Databoks di bawah ini:

Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait menilai, startup yang menutup layanan padahal tengah diminati, lebih disebabkan oleh kompetisi. “Saat bertarung, ujungnya pasti soal harga,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (5/8) lalu.

Di satu sisi, perekonomian yang tertekan pandemi corona membuat daya beli masyarakat menurun. Konsumen cenderung memilih layanan yang diperlukan saja atau essential goods. "Demand menurun. Di banyak hal turunnya cukup drastis," katanya.

Selain karena kompetisi, startup-startup yang tak bisa bertahan karena gagal mengelola keuangan. "Kenyataannya, tidak semua startup akan bertahan meski di sektor yang diuntungkan oleh adanya pandemi," kata CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro.

Ia menilai, pengeluaran promosi yang besar atau 'bakar uang' juga akan mempengaruhi daya tahan startup di tengah pandemi. "Untuk bisa bertahan juga ditentukan oleh user experience dan ketersediaan barang," katanya.

Gojek menutup layanan GoLife dan GoFood Festival pada bulan lalu. Namun, decacorn Tanah Air ini masih beroperasi dan bahkan mendapatkan pendanaan pada awal 2020.

Perusahaan penyedia layanan on-demand itu juga meluncurkan layanan baru seperti GoServices.

Sedangkan Sorabel dikabarkan menutup layanannya secara penuh pada bulan lalu. Perusahaan ini menyasar segmen menengah ke bawah. Namun, sebagian masyarakat pada segmen ini terpukul pandemi virus corona.

“Covid-19 menyerang pada titik paling rentan dalam strategi pendanaan dan menghancurkan basis pelanggan inti kami,” kata Co-Founder Sorabel Jeffrey Yuwono, dikutip dari e27, akhir Juli lalu (27/8).

Lalu, startup penyedia layanan pemesanan makanan asal Singapura, Eatsy menghentikan operasionalnya di Indonesia sejak April. Perusahaan mengatakan, pandemi berpengaruh terhadap semua lini bisnis. 

"Dengan berat hati, kami memutuskan untuk menghentikan operasi Eatsy Indonesia," ujar Eatsy dikutip dari Tech In Asia, akhir Maret lalu (27/3). Padahal, Eatsy baru merambah pasar Indonesia pada November 2019.

Pada April lalu, startup e-commerce dengan model Business to Business (B2B) Stoqo juga berhenti beroperasi. Perusahaan penyedia layanan VoD Hooq pun menutup layanannya per 30 April.

Setelah melakukan pengajuan likuidasi pada akhir Maret, perusahaan asal Singapura itu tak lagi mengenakan biaya bagi pelanggan lama maupun baru.

Pesaingnya, yakni iFlix juga tertekan di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan teknologi asal TiongkokTencent pun menyatakan telah membeli iFlix.

Lalu, perusahaan operator jaringan hotel murah Airy menghentikan operasionalnya di Indonesia secara permanen terhitung 31 Mei. Ini dilakukan karena perusahaan terpukul pandemi corona.

Daya Tahan Perusahaan Digital Terhadap Pandemi (Katadata)



Reporter: Fahmi Ahmad Burhan