SoftBank Raup Laba Setelah Merugi Akibat Startupnya Bangkrut

123RF.com/Tupungato
Ilustrasi, sejalan kaki melintas di salah satu gedung Softbank di Jepang
12/8/2020, 11.59 WIB

SoftBank Group membukukan laba US$ 11,8 miliar atau sekitar Rp 174,2 triliun pada periode April hingga Juni. Investor Grab dan Tokopedia ini mencatatkan keuntungan, setelah merugi selama tiga kuartal berturut-turut.

Pemulihan itu sebagian besar ditopang oleh kinerja dari unit usaha SoftBank di bidang investasi, Vision Fund. Harga saham beberapa portofolionya seperti Uber dan Slack naik selama April sampai Juni.

Selain itu, valuasi salah satu portofolionya yakni Lemonade naik. Valuasi perusahaan asuransi rumah ini naik dari US$ 300 juta ketika SoftBank masuk, menjadi US$ 1 miliar.

Alhasil, Vision Fund mencatat keuntungan US$ 2,8 miliar. Padahal, unit bisnis ini melaporkan kerugian operasional 1,36 triliun yen atau sekitar US$ 12,6 miliar (Rp 189,8 triliun) pada kuartal sebelumnya.

Kondisi itu membuat SoftBank Group merugi US$ 8,9 miliar atau sekitar Rp 132 triliun pada kuartal sebelumnya.

Salah satu penyebabnya, valuasi beberapa startup yang didanai menurun. Bahkan, ada yang bangkrut karena terdampak pandemi Covid-19.

Perusahaan rintisan yang bangkrut yakni OneWeb. Pendiri sekaligus CEO SoftBank Masayoshi Son sempat mengatakan bahwa OneWeb merupakan salah satu startup portofolio andalannya.

Selain itu, startup berbagi ruang kerja (coworking space) WeWork mengalami kesulitan keuangan setelah batal melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun lalu.

Kondisi tersebut membuat keuangan SoftBank anjlok, setelah meraih laba 2 triliun yen atau US$ 18,6 miliar pada 2018. “Perbedaan pendapatan operasional terutama disebabkan oleh pencatatan yang ditargetkan dari kerugian investasi (sekitar) 1,8 triliun yen atau US$ 16,7 miliar di SoftBank Vision Fund,” kata perusahaan dalam pernyataan resminya dikutip dari CNN Internasional, April lalu (14/4).

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan