Ada sekitar 56 startup Indonesia yang mendapatkan pendanaan hingga akhir Juni. Selama pandemi Covid-19, modal ventura mencermati lima hal dalam menanamkan modalnya kepada perusahaan rintisan.
Pertama, mengkaji sektor mana saja yang bisa tumbuh saat pandemi corona. Sektor perusahaan rintisan yang paling banyak mendapatkan investasi yakni teknologi finansial (fintech), e-commerce, dan pendidikan (edutech).
“Inovasinya (fintech) sangat berguna,” Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait saat mengikuti acara bertajuk ‘Startup Merdeka di Era Pandemi’, kemarin (27/8).
Sektor fintech dinilai sangat potensial, karena ada banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses keuangan (unbanked). Selain itu, pemerintah termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) mulai terbuka dengan industri ini. Begitu juga dengan perbankan.
Kedua, investor memperkirakan dampak dari uji tuntas (due diligence) yang dilakukan di tengah pandemi virus corona. Uji tuntas adalah proses investigasi atau audit terhadap produk atau investasi potensial, untuk memastikan kebenaran semua materi yang dilaporkan.
“Meski itu tidak mudah. Dikaji mana yang negatif, lalu sisi positifnya apa dalam jangka waktu lama untuk menjadi acuan akselerasi,” kata Jefri.
Investor memperkirakan portofolionya akan berada pada posisi yang mana saat pandemi usai. Apakah startup itu akan dapat melaju kencang, atau tumbuh dengan cepat namun menghadapi banyak tantangan.
Ketiga, investor menganalisis exit strategy pada startup yang diberi modal. Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian.
Bentuk exit strategy seperti mencatatkan saham perdana di bursa saham (initial public offering/IPO), merger dan akuisisi, dan lainnya. “Modal ventura biasanya mau exit (strategy). ‘Oh kami akan dapat capital gain’,” kata dia.
Akan tetapi, modal ventura berfokus mengembangkan ekosistem di tengah pandemi ini. “Agak sulit meletakkan bermacam-macam strategi saat ini. Maka, harus selalu memastikan seluruh portofolio melakukan strategi keuangan yang disipilin,” katanya.
Keempat, berfokus pada investasi tahap awal (seed funding), seri A, dan putaran pendanaan yang sedang berjalan. “Tampaknya, modal ventura mengalokasikan lebih banyak uang untuk perusahaan yang menggalang pendanaan lanjut,” katanya.
Pada kuartal II saja, jumlah transaksi pendanaan tahap awal mencapai 12. Lalu, sembilan seri A, tiga seri C, masing-masing dua pra-seri A dan pembiayaan pinjaman (debt funding). Kemudian, masing-masing satu transaksi seri F, pra-seed, pra-seri C, dan seri B.
“Seri level seed tetap yang paling banyak. Ini menunjukkan optimisme industri kita untuk berinovasi masih ada. Bahkan berusaha memperbanyak. Ini yang mengubah lanskap industri di Indonesia,” katanya.
Kelima, sebagian modal ventura melihat pagebluk corona ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi. Sebab, valuasi startup menurun. “Tetapi, kami tidak melihat rencana investasi yang agresif. Banyak modal ventura yang berpikir jangka panjang,” ujar dia.
Secara keseluruhan, Jefri menilai bahwa pasar Indonesia potensial di mata investor. Hal ini tecermin pada jumlah pendanaan kepada startup mencapai 103 transaksi pada tahun lalu. Sebanyak 59 di antaranya diumumkan, dengan total pendanaan US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 40,2 triliun.
Lalu, 44 pendanaan lainnya tidak diumumkan nilainya. “Sekitar 40-50 modal ventura melihat Indonesia sangat tepat untuk berinvestasi,” ujar Jefri.
Adapun 56 startup Indonesia yang mendapatkan pendanaan hingga akhir Juni dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Sektor | Startup | Jenis pendanaan |
e-commerce | 1. GudangAda | Seri A |
2. Ula | Seed funding | |
3. Jendela 360 | n/a | |
4. Dekoruma | Pra-seri C | |
5. Moladin | Pra-seri A | |
6. Chilibeli | Seri A | |
7. Fabelio | Seri C | |
Fintech | 1. PayFazz | Seri B |
2. Investree | Seri C | |
3. Pintek | Seed Funding | |
4. KoinWorks | n/a | |
5. Modalku | Seri C | |
6. UangTeman | Seri B | |
7. Digiasia Bios | Seri B | |
8. Zulu | Seed Funding | |
9. Walex Technologies | Seri A | |
Kuliner | 1. Kopi Kenangan | Seri B |
2. Greenly | Seed Funding | |
On-demand | Gojek | Seri F (Maret dan Juni) |
VoD | GoPlay | n/a |
Kecantikan | Sociolla | Seri E |
Logistik/rantai pasok | 1. Klikdaily | Seri A |
2. RaRa | Seed Funding | |
3. Waresix | Seri B | |
4. Shipper | Seri A | |
5. Kargo | Seri A | |
Asuransi | 1. PasarPolis | n/a |
2. Qoala | Seri A | |
Big Data | 1. Delman | Seed Funding |
2. Bonza | Seed Funding | |
Pendidikan | 1. Eduka System | n/a |
2. Zenius | Seri A | |
3. Pahamify | Seed Funding | |
4. Arkademi | Seed Funding | |
5. Gredu | Pra-seri A | |
6. InfraDigital | Seri A | |
7. ProSpark | Pra-seed | |
Pembukuan | BukuWarung | Seed Funding |
Agritech | TaniHub | Seri A |
Percetakan | Printerous | Seri A |
Pencarian kerja | Job2Go | n/a |
Lingkungan | Waste4change | n/a |
Hukum | Hukum Online | Seri A |
Sekolah pemrograman bootcamp | Hacktiv8 | Pra-seri A |
Platform penyiaran | Svara | Seri A |
Riset | Nusantics | Seed Funding |
Platform agregator diskon | Giladiskon | Seed Funding |
Platform pelabelan data | Datasaur | Seed Funding |
Rumah produksi film | Visinema | Seri A |
Chatbot | Vutura | Seed Funding |
Aplikasi rating film | Cinepoint | Seed Funding |
Akomodasi | Bobobox | Seri A |
Crypto | Tokocrypto | Seed Funding |
SaaS | 1. Bahasa.ai | Pra-seri A |
2. BukuKas | Seed Funding | |
3. Webtrace | Seed Funding |