Perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab memperluas layanan restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen) ke Makassar dan Malang. Decacorn asal Singapura ini bersaing ketat dengan Gojek yang menargetkan 100 lokasi pada akhir tahun ini.
Konsumen tidak bisa membeli dan menikmati makanan maupun minuman di restoran berbasis komputasi awan atau cloud kitchen. Produk hanya dapat dipesan secara online.
Cloud kitchen dapat menjadi alternatif layanan pemesanan makanan dan minuman di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Konsumen saat ini lebih ini sering membeli makanan secara online," ujar Regional Head of GrabKitchen Sai Alluri dikutip dari siaran pers, Senin (14/9).
Oleh karena itu, Grab memperluas cakupan bisnis restoran berbasis teknologi yang disebut GrabKitchen tersebut.
Perusahaan juga memanfaatkan data dari aplikasi, seperti riwayat pemesanan, produk yang banyak dicari, dan riset konsumen. Ini bertujuan mengidentifikasi kuliner apa yang diminati di suatu wilayah.
Grab mengembangkan GrabKitchen sejak 2018, dan kini mencapai 48 lokasi di tujuh kota. Layanan ini dinilai efisien dan efektif dalam mendorong transaksi mitra penjual (merchant), utamanya saat pandemi Covid-19.
Berdasarkan kajian Grab pada tahun lalu, GrabKitchen mengurangi waktu tunggu pelanggan karena rata-rata waktu pengantarannya 25 menit. Mitra pengemudi juga menerima penghasilan 40% lebih banyak dari pemesanan GrabFood.
"Cloud Kitchen dapat menekan biaya operasional, karena sebagian besar hanya pengiriman. Mereka tidak perlu mengeluarkan investasi besar untuk biaya sewa tempat" kata Head of Marketing GrabFood Grab Indonesia Hadi Surya, pertengahan Juni lalu (12/6).
Pesaingnya, Gojek juga semakin serius menggarap bisnis serupa yang diberi nama Dapur Bersama. Decacorn Tanah Air ini menyetop layanan pujasera GoFood Festival akibat pandemi corona, dan berfokus pada cloud kitchen.
Chief of Public Policy and Government Relations Gojek Shinto Nugroho mengatakan, transaksi mitra yang bergabung di Dapur Bersama rerata meningkat 70%. "Saat masa pandemi ini, kami berupaya agar UMKM tidak kehilangan mata pencarian," kata dia pada Juli lalu (9/7).
Gojek mempunyai 27 Dapur Bersama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Medan dan Bandung per Juli lalu. "Kalau semua lancar, semestinya akhir tahun bisa 100 lokasi,” kata Co-CEO Gojek Andre Soelistyo.
Gojek dan Grab mengandalkan insight dari data yang dikelola guna menentukan lokasi yang banyak peminatnya. Dengan begitu, kedua decacorn ini bisa mencari tempat yang biaya sewanya murah, namun potensi pembelinya tinggi.
Dari sisi transaksi, Andre mengatakan bahwa porsi layanan pesan-antar makanan melonjak dari 20-30% menjadi 70-80% saat pandemi virus corona. “Jadi penjualan dengan delivery jauh lebih efisien,” ujar dia.
Peningkatan tersebut juga sesuai dengan hasil riset Facebook dan Bain and Company bulan lalu, sebagaimana tecermin pada Databoks berikut:
Gojek dan Grab sama-sama menyediakan lokasi dan peralatan dasar bagi merchant melalui layanan cloud kitchen. Kedua decacorn ini menerapkan skema bagi hasil, seperti yang berlaku untuk mitra di luar layanan cloud kitchen.
Kedua perusahaan itu juga sama-sama mengandalkan analisis data untuk menentukan mitra yang akan masuk layanan cloud kitchen. Sebab, akan disesuaikan dengan permintaan di sekitar lokasi.