Alibaba Group Holding dikabarkan dalam pembicaraan dengan Grab terkait investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 44,5 triliun. Raksasa e-commerce asal Tiongkok ini sempat disebut-sebut akan masuk ke Gojek pada 2017 lalu.
Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu dikabarkan bakal menjadi investor tunggal dalam putaran pendanaan tersebut. "Alibaba akan menghabiskan sebagian dari dana investasinya itu untuk mengakuisisi saham Grab yang dipegang oleh Uber," kata sumber yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari Bloomberg, Senin (14/9).
Kabarnya, nilai investasinya merupakan paling besar yang dikeluarkan oleh Alibaba di Asia Tenggara. Sedangkan pendanaan ini disebut-sebut akan memberikan akses bagi perusahaan besutan Jack Ma itu terhadap data jutaan pengguna Grab.
Sumber juga mengatakan, Alibaba berencana mengintegrasikan layanan jaringan pengiriman Grab dengan platform e-commerce, Lazada. Ini dinilai dapat meningkatkan pertumbuhan pengguna Lazada, yang bersaing dengan Shopee
Sedangkan TechCrunch melaporkan Alibaba dan anak usahanya, Ant Financial mengadakan pembicaraan dengan Gojek terkait investasi pada 2017 lalu. Namun sumber mengatakan bahwa kesepakatan itu buntu.
Pesaing Alibaba, Tencent justru menyuntikkan modal ke Gojek. Tencent juga berinvestasi di Shopee.
Baru-baru ini, Grab juga dikabarkan dalam pembicaraan dengan investor untuk mendapatkan investasi US$ 300 juta hingga US$ 500 juta (Rp 4,4 triliun-Rp 7,4 triliun). Dana segar ini disebut-sebut untuk memperkuat bisnis keuangannya.
Sumber Reuters yang menolak diidentifikasi sebagai calon investor yang belum dipublikasikan, mengungkapkan bahwa Prudential Plc dan AIA Group Ltd terlibat dalam pendanaan tersebut. "Perusahaan asuransi kemungkinan akan berkontribusi setengah dari target," demikian kata sumber, dikutip dari Reuters, beberapa waktu lalu (8/9).
Pada Februari lalu, Grab sudah mendapatkan pendanaan US$ 850 juta atau sekitar Rp 11,84 triliun dari investor Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc dan TIS Inc. Tambahan modal ini akan digunakan untuk memperkuat layanan keuangan.
Di satu sisi, kabar investasi dari Alibaba muncul di tengah rumor Grab dan Gojek akan merger. Investor Grab, SoftBank juga dikabarkan telah menyetujui rencana aksi korporasi ini.
"Stres akibat Covid-19 dan kekhawatiran atas model bisnis berbagi tumpangan secara global menekan perusahaan untuk menyetujui kesepakatan," demikian dikutip dari Financial Times, Minggu (13/9).
Analis di PitchBook, Asad Hussain menilai bahwa masa pagebluk ini menjadi waktu yang tepat untuk merger. Aksi korporasi ini dinilai dapat mempercepat kedua perusahaan rintisan meraup untung.
Mitra di perusahaan manajemen konsultan di India, Redseer, Roshan Raj mengatakan, kedua decacorn itu menaikkan komisi mitra pengemudi dan mengurangi diskon untuk pelanggan sebelum adanya pandemi. “Covid-19 mengganggu tren ini secara material," kata dia dikutip dari Financial Times.