Berkat Layanan Pesan Makanan, Pendapatan Grab Pulih di Tengah Pandemi

KATADATA | Ajeng Dinar Ulfiana
Ilustrasi mitra pengemudi Grab memarkirkan motornya di parkiran khusus Grab, Mall FX, Jakarta Selatan (22/11/2018).
Penulis: Desy Setyowati
23/10/2020, 18.46 WIB

Pendapatan perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab hampir pulih ke tingkat sebelum adanya pandemi corona. Salah satu penopangnya yakni jasa pesan-antar makanan.

"Pemulihan bisnis kami terus berlanjut, dengan pendapatan grup pada kuartal III naik lebih dari 95% dibandingkan posisi sebelum adanya Covid-19," kata Presiden Grab Ming Maa dalam pembaruan buletin tentang bisnis perusahaan yang dikirim melalui email, dikutip dari Reuters, Kamis (22/10).

Data itu diamini oleh juru bicara Grab Indonesia, tetapi tidak diperinci peningkatan bisnis untuk masing-masing layanan.

Dengan peningkatan tersebut, valuasi Grab juga disebut-sebut naik dari US$ 14 miliar menjadi US$ 15 miliar lebih.

Untuk dapat bertahan di tengah pandemi, decacorn Singapura itu melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK 360 karyawan atau hampir 5% dari total pada Juni lalu. Perusahaan berjanji tidak akan mengulangi tindakan ini hingga akhir tahun.

PHK dilakukan karena bisnis utama yakni berbagi tumpangan (ride hailing) terhantam keras pandemi virus corona. Namun, layanan pesan-antar makanan GrabFood menyumbang 50% lebih pendapatan Grab.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan