Startup penerbangan ramah lingkungan, ZeroAvia memperoleh pendanaan US$ 21,4 juta atau Rp 303,9 miliar dari perusahaan investasi milik Bill Gates hingga orang terkaya di dunia, Jeff Bezos. ZeroAvia berinovasi mengubah emisi pesawat menjadi hidrogen.
Co-founder sekaligus CEO ZeroAvia Val Miftakhov mencatat, sektor penerbangan merupakan penyumbang terbesar emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global. Di satu sisi, sektor ini, logistik, dan industri merupakan yang paling sulit untuk dekarbonisasi.
Oleh karena itu, perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan Inggris tersebut mengembangkan dan menguji coba powertrain ZA-600 yang dapat menerbangkan pesawat berkapasitas 10-20 kursi sejauh 500 mil menggunakan daya hidrogen.
Perusahaan rintisan itu mengandalkan teknologi electrolyzer yang membuat gas alam dapat diubah menjadi hidrogen. Mereka juga membuat bahan bakar sendiri dari listrik dan air untuk menghidupkan sistem pesawat.
Awal tahun ini, startup itu telah menguji coba penerbangan menggunakan baterai listrik skala komersial pertama. Ini juga merupakan penerbangan pertama pesawat bertenaga sel bahan bakar hidrogen.
"Kami menutup celah bagi industri penerbangan untuk memulai transisinya dari bahan bakar fosil," kata Val dikutip dari siaran pers perusahaan, akhir pekan lalu (16/12). Ia juga mengatakan, akan menyelesaikan penerbangan 250 mil dalam tiga bulan ke depan.
Saat ini, lebih dari sepuluh maskapai penerbangan bersiap untuk menerapkan powertrain dari ZeroAvia pada 2023. Startup itu pun telah menandatangani perjanjian (letter of intent) dengan operator untuk retrofit lebih dari 100 pesawat.
"Baik penerbangan dan pasar keuangan sudah menyadari gagasan bahwa hidrogen merupakan satu-satunya jalur yang berarti menuju penerbangan komersial tanpa emisi berskala besar," kata Val.
Rencananya, perusahaan mula-mula masuk ke pasar dengan retrofit untuk pesawat berkapasitas 10-20 kursi untuk penerbangan jarak pendek di Asia dan Karibia. Namun, karena perusahaan memiliki relasi dengan tujuh pabrikan pesawat terbesar di dunia, maka cakupannya diperluas.
Ke depan, perusahaan berencana mengintegrasikan layanan dengan pesawat penumpang berkapasitas 100 kursi seperti A320 atau A737.
ZeroAvia pun sudah bekerja sama dengan Enapter untuk menyediakan elektroliser. Ke depan, perusahaan ingin memperluas cakupan sistem di lapangan udara lain di Inggris dan AS untuk demonstrasi.
Val optimistis teknologinya semakin dibutuhkan ke depan. "Pada 2050 semua orang ingin menjadi nol emisi," katanya.
Berbagai negara juga menurutnya akan menggencarkan kebijakan nol emisi. Pemerintah Inggris bahkan sudah menyediakan anggaran 12,3 juta poundsterling atau US$ 16,6 juta untuk membantu ZeroAvia dalam membuat pesawat bertenaga hidrogen-listrik 19 kursi pada 2023.
Val memperkirakan ada lebih banyak negara yang menerapkan kebijakan atau regulasi terkait penghapusan emisi karbon. Ia ingin teknologi yang dibuatnya sudah siap digunakan saat itu terjadi.
Dengan inovasi tersebut, beberapa investor pun tertarik menanamkan modal di ZeroAvia. Perusahaan berhasil mengumpulkan US$ 21,4 juta dalam putaran pendanaan seri A yang dipimpin oleh Ecosystem Integrity Fund dan Breakthrough Energy Ventures. Keduanya didukung oleh Bill Gates.
Investor lain yang berpartisipasi yakni Amazon’s Climate Pledge Fund, Horizons Ventures Ltd., Shell Ventures, dan Summa Equity. Sejak awal berdiri, ZeroAvia telah mengumpulkan US$ 49,7 juta.
Orang terkaya di dunia Jeff Bezos berinvestasi di ZeroAvia karena Amazon berkomitmen untuk dekarbonisasi pada 2040. "Powertrain penerbangan nol emisi ZeroAvia memiliki potensi nyata untuk membantu dekarbonisasi sektor penerbangan," kata VP Worldwide Sustainability Amazon Kara Hurst dikutip dari TechCrunch.
Amazon juga meluncurkan proyek pendanaan bernama The Climate Pledge Fund untuk mendukung pengembangan teknologi dan layanan yang sesuai dengan Perjanjian Paris. Perjanjian ini masuk dalam kerangka United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang mengawal reduksi emisi karbon dioksida.
Perjanjian itu dibuat pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2015 di Paris, Prancis. Dalam perjanjian itu, 195 negara sepakat untuk menurunan emisi karbon dalam rangka mencegah perubahan iklim. Salah satunya, komitmen menjaga kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celcius.
Managing director dan science lead Breakthrough Energy Ventures Eric Toone mengatakan bahwa ZeroAvia dapat menjadi tiket untuk menyelesaikan banyak masalah industri penerbangan. "Saya sangat percaya pada hidrogen dari sudut pandang bahwa jika saya memiliki cukup hidrogen karbon nol, dan itu cukup murah, maka saya bisa melakukan apa saja,” katanya.
Berdasarkan data PitchBook, total pendanaan yang mengalir ke startup lingkungan seperti ZeroAvia mencapai US$ 15,7 miliar di tahun ini atau meningkat dua kali lipat dibanding rata-rata tahunan dalam satu dekade terakhir.