Riset: Konsumen Perdesaan Akan Dongkrak Ekonomi Digital RI pada 2025

Donang Wahyu|KATADATA
Petani mencoba koneksi internet menggunakan wifi di tengah persawahan di desa Melung, kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah.
Penulis: Desy Setyowati
31/3/2021, 18.44 WIB

Alpha JWC Ventures dan Kearney memperkirakan, startup di enam sektor yakni e-commerce, pembayaran digital, pinjaman online, kesehatan, pendidikan, dan berbagi tumpangan terdongkrak, seiring masifnya adopsi layanan di kota tier dua dan tiga dalam lima tahun ke depan.

Prediksi porsi konsumen di kota tier dua dan tiga terhadap keenam sektor digital itu pada 2020 dan 2025 dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:

Prediksi porsi konsumen di kota tier dua dan tiga terhadap keenam sektor digital pada 2020 dan 2025 (Alpha JWC Ventures dan Kearney)

Sedangkan proyeksi nilai transaksi atau GMV dari konsumen di kota tier dua dan tiga terhadap sektor-sektor tersebut, dapat dilihat pada Bagan berikut:

Proyeksi nilai transaksi dari konsumen di kota tier 2 dan 3 Indonesia terhadap sektor e-commerce, fintech lending, dan kesehatan pada 2020 dan 2025 (Alpha JWC Ventures dan Kearney) Catatan: Angka di bawah: total pasar di Indonesia, tengah: GMV atau penyaluran pinjaman, atas: pertumbuhan tahunan majemuk alias CAGR.

Ride hailing ke depan moderat. Ini mengingat pesan-antar makanan dan berbagi tumpangan tidak akan sekuat di kota-kota besar,” kata Principal Kearney Rinaldo Augusta.

Layanan pembayaran digital termasuk yang masif diadopsi masyarakat Indonesia. Namun, uang tunai masih akan tetap digunakan.

“Penetrasi (pembayaran digital) meningkat pesat. Tapi, untuk 100%, butuh waktu lebih panjang,” kata dia.

Apalagi, akselerasi layanan digital di perdesaan tergantung pada beberapa hal seperti infrastruktur, regulasi, akses ke modal, talenta digital, dan edukasi pasar.

Halaman: