East Ventures Gandeng Startup dan Diaspora Galang Dana 1.000 Oksigen

ANTARA FOTO/FB Anggoro/nz.
Perawat mengenakan alat pelindung diri (APD) menangani pasien di Poli Pinere RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (9/7/2020). Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Keuangan menyederhanakan alur verfikasi guna mempercepat penyaluran insentif bagi tenaga kesehatan (nakes), karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga 8 Juli realisasi penyaluran insentif Nakes penanganan COVID-19 baru disalurkan Rp284,5 miliar dari yang dianggarkan Rp1,9 triliun.
12/7/2021, 22.02 WIB

Indonesia PASTI BISA (IDPB) memulai aksi penggalangan dana sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 14,5 miliar untuk mendonasikan minimal 1.000 konsentrator oksigen ke rumah sakit di Indonesia. Penggalangan dana dibuka sejak 12 Juli 2021 pukul 9.00 WIB hingga 26 Juli 2021 pukul 9.00 WIB.

IDPB Jaga Oksigen digagas untuk membantu pemerintah dan rumah sakit di Indonesia bisa mendapatkan dan mendistribusikan suplai oksigen dengan cepat. Dana yang terkumpul sepenuhnya akan digunakan untuk penyediaan 1.000 konsentrator oksigen.

Konstentrator oksigen merupakan mesin pemroses udara menjadi oksigen murni dan memiliki kemampuan mengalirkan lebih dari 90% oksigen murni sebanyak 10 liter/menit. Masyarakat bisa berpartisipasi untuk menyumbangkan dananya dengan mengakses indonesiapastibisa.com/jaga-oksigen/

Gerakan IDPB Jaga Oksigen yang diinisiasi East Ventures menggandeng berbagai startup dan diaspora untuk penggalangan dana. Gerakan juga didukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura dan berbagai diaspora Indonesia di Singapura.

IDPB Jaga Oksigen dijalankan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tepat sasaran. Sebagai startup modal ventura, East Ventures akan memastikan setiap mitra bekerja optimal sesuai prinsip dan result-oriented. Termasuk memantau progres dan hasil proyek galang dana tersebut.

"1.000 unit konsentrator oksigen adalah target minimal, semakin banyak dana yang terkumpul akan segera dibelikan mesin lebih banyak dengan bargaining power yang lebih tinggi," kata Founding Partner East Ventures Willson Cuaca dalam keterangan resminya, Senin (12/7).

Selain itu ada Bonza, perusahaan analisis big data yang akan memetakan dan memprediksi jumlah permintaan oksigen di seluruh Indonesia. Dengan sistem end to end  memungkinkan integrasi semua platform pelacakan bersifat transparan dan memiliki keandalan optimal di seluruh proses.

Di samping itu, Xendit dan KoinWorks yang merupakan perusahaan-perusahan teknologi keuangan (fintech) berperan sebagai mitra penyedia dan pengelola platform urun dana. Nantinya, dana yang berhasil terkumpul langsung disalurkan untuk pembelian konsentrator oksigen, penggunaan dana juga akan diaudit oleh pihak ketiga. 

Selanjutnya, ada Waresix, perusahaan logistik berbasis teknologi yang bergabung sebagai mitra untuk menyediakan tempat penyimpanan (warehouse) konsentrator oksigen. Startup satu ini juga bertugas untuk mengirimkan konsentrator oksigen ke rumah sakit yang membutuhkan.

Advotics, startup penyedia software SaaS manajemen rantai pasok, menjadi mitra untuk melacak konsentrator oksigen mulai dari tahap pembelian hingga sampai di rumah sakit tujuan. Sedangkan IDN Media menyampaikan informasi perkembangan dan hasil kerja tim setiap pekan. Setiap donasi juga akan masuk dan ditampilkan secara terperinci di situs IDPB.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin turut mendukung gerakan Indonesia PASTI BISA dari gabungan startup, diaspora Indonesia dan masyarakat luas. Mengingat, saat ini pemerintah memandang setiap gerakan terukur dan masif akan sangat membantu menekan penyebaran kasus Covid-19.

"Sistem donasi dan logistik yang transparan ini mudah-mudahan berkelanjutan, dan bisa menjadi bagian kecil dari reformasi bidang kesehatan yang dicanangkan Kemenkes,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Senin (12/7).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus baru harian Covid-19 di Indonesia telah menembus rekor 40.000 Senin (12/7). Melonjaknya jumlah kasus tersebut mengakibatkan ketersediaan oksigen di Tanah Air menipis. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan juga kesulitan mendapatkan pasokan oksigen.  

Selain itu, penyaluran atau distribusi tabung oksigen juga mengalami kendala. Tidak semua daerah memiliki distributor oksigen medis di wilayahnya. Proses mobilisasi dan distribusi juga membutuhkan waktu, di saat seluruh rumah sakit membutuhkan oksigen segera dalam waktu yang bersamaan.

Menurut pemerintah, sistem penyediaan oksigen bisa berjalan lancar dengan memastikan tidak ada hambatan mulai dari produksi sampai distribusi. Adanya pembagian sesuai kebutuhan dan sistem pengadaan yang efektif menjadi kunci pemenuhan kebutuhan oksigen di seluruh Indonesia.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengatakan bahwa pihaknya ikut menyambut inisiatif positif tersebut. "Keahlian dan kemampuan generasi penerus bangsa khususnya di bidang teknologi, telah menciptakan kesempatan dalam percepatan penanganan bencana pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Suryo.

Cindy Clarissa Adriaan berperan sebagai koordinator community engagement melalui komunitas diaspora Indonesia, seperti IndoTech SG, Indonesian Professionals Association Singapore (IPA SG), dan KawalCOVID19. Ada juga Elsa Chandra yang juga Co-founder dan CEO Bonza bertugas sebagai koordinator data dan infrastruktur platform donatur IDPB Jaga Oksigen.

"Gerakan ini  diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat virus Covid-19 sekaligus menenangkan masyarakat," ujar Cindy.

 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan