Jadi Penyitaan Pertama, Inggris Sita NFT Karena Penipuan Pajak

Tumisu/Pixabay
Ilustrasi NFT
Editor: Maesaroh
16/2/2022, 12.28 WIB

 Sebagian besar aktivitas pencucian uang berasal dari alamat penipuan, pencurian, operator malware, dan akun di bawah sanksi hukum.

"Mereka mengirimkan dana ke pasar NFT untuk melakukan pembelian," kata Chainalysis dikutip dari Zdnet, pekan lalu (3/2).

 Aktivitas penipuan pajak hingga pencucian uang NFT terjadi seiring dengan meningkatnya transaksi aset digital itu. Data DappRadar menunjukkan, penjualan NFT meningkat 10 kali lipat tahun lalu.

 Selama kuartal I, II, dan III 2021, nilainya masing-masing mencapai US$ 1,2 miliar (Rp 17 triliun), US$ 1,3 miliar (Rp 18,5 triliun), dan US$ 10,7 miliar (Rp 152 triliun).

 Platform marketplace NFT, OpenSea juga mengklaim bahwa transaksi NFT mencetak rekor baru pada tahun ini.

Selama Januari, jual – beli aset digital di marketplace ini melampaui US$ 3,5 miliar atau Rp 50,2 triliun. 

Angkanya mengalahkan rekor tahun lalu US$ 3,42 miliar atau Rp 49 triliun pada Agustus 2021, berdasarkan data dari Dune Analytics.

NFT memang digandrungi oleh para pesohor, seperti selebritas internasional Snoop Dogg, Eminem, Steve Harvey, Amitabh Bachchan hingga Salman Khan.

 Di Indonesia, transaksi NFT juga menjadi tren. Utamanya, setelah Ghozali Everyday meraup miliaran rupiah berkat menjual NFT foto diri (selfie).

 Koki selebritas Arnold Purnono atau yang lebih dikenal dengan Chef Arnold dan selebgram Reza Arab pun mengaku menjadi pembeli NFT Ghozali. 

https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/61fcbcc0ad8a8/pelaku-pencucian-uang-lewat-nft-untung-ratusan-miliar-rupiah

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan