Ekonomi Digital Indonesia Diramal Rp4.500 T, Terbesar di Asia Tenggara
Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030, menurut pemerintah. Jika terwujud, porsinya akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
"Kue ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun. Menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2030," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara "Menuju Masyarakat Cashless" yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta, di Auditorium Perpusnas, dikutip dari siaran pers (4/8).
Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi tumbuh delapan kali lipat. Pertumbuhannya melampaui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diramal hanya 1,5 kali.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat bersiap menuju transformasi digital, agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar.
Kementerian BUMN bersiap dengan berfokus pada lima prioritas utama, yakni:
- Nilai ekonomi dan sosial
- Inovasi modal bisnis
- Kepemimpinan teknologi
- Peningkatan investasi
- Pengembangan talenta
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa pun mencatat, perekonomian digital di Asia Tenggara tumbuh pesat, termasuk Indonesia. Sektor yang terdongkrak yakni teknologi finansial (fintech).
"Nominal transaksi maupun jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia secara konsisten meningkat. Ini dapat dilihat dari transaksi uang elektronik tahunan pada 2021 mencapai 5.452 juta," katanya.
Selain itu, jumlah rekening simpanan bank digital di Indonesia melonjak dari 179 ribu pada 2020 menjadi sekitar 38,2 juta per Mei. Namun dari sisi nilai, peningkatannya tidak secepat jumlah rekening.
Nilai simpanan di bank digital hanya naik dari Rp 31,6 triliun pada 2020 menjadi Rp 49,3 triliun per Mei.