Transaksi Grab di Enam Negara Enam Kali Lipat Gojek

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengemudi ojek online menangkut penumpang di Shelter Kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
22/3/2024, 14.42 WIB

Transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV) Grab US$ 20,98 miliar atau sekitar Rp 328 triliun sepanjang tahun lalu. Nilainya enam kali lipat Gojek yang tercatat Rp 54,3 triliun.

Namun perlu diketahui bahwa Gojek beroperasi di Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Sementara itu, Grab menyediakan layanan di Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina. 

GTV Gojek sepanjang tahun lalu turun 9% secara tahunan atau year on year (yoy). “Ini dipengaruhi oleh berkurangnya pemberian insentif selama 2023,” kata perusahaan dalam keterangan pers, Selasa (19/3).

Biaya insentif dan pemasaran produk Gojek selama kuartal IV turun 21% yoy. Beban kas operasional rutin berkurang 37%.

Meski begitu, GTV Gojek meningkat 4% secara kuartalan atau quarter-on-quarter menjadi Rp 14 triliun selama kuartal IV. Pencapaian ini menandai peningkatan GTV selama dua kuartal berturut-turut, seiring unit bisnis ini kembali kepada momentum pertumbuhan.

Sementara itu, GMV Grab sepanjang tahun lalu naik 5% menjadi US$ 20,98 miliar. Dengan rincian sebagai berikut:

  1. Pengiriman naik 4% menjadi US$ 10,17 miliar
  2. Mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol naik 32% menjadi US$ 5,42 miliar
  3. Keuangan turun 11% menjadi US$ 5,19 miliar
  4. Inisiatif baru naik 4% menjadi US$ 206 juta

Transaksi pengguna per bulan alias monthly transacting user (MTU) naik 8% menjadi 35,5 juta. Lalu, GMV per MTU turun 3% menjadi US$ 592.

Co-founder sekaligus CEO Grup Grab Anthony Tan menyampaikan, GMV mobilitas seperti taksi dan ojek online alias ojol melampaui level sebelum pandemi Covid-19. “Kami mencapai pertumbuhan top-line yang kuat,” kata dia dalam keterangan pers, pada Februari (22/2).

“Pertumbuhan GMV layanan pengiriman juga kembali meningkat. Begitu juga dengan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan tercatat positif,” Anthony menambahkan.

Grab menjelaskan, perusahaan meningkatkan keterjangkauan layanan dan adopsi Saver sepanjang tahun lalu. Caranya, yakni menawarkan biaya pengiriman yang rendah jika waktu tunggu lebih lama.

Dari sisi layanan mobilitas, Grab berfokus menambah jumlah mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol. “Ini memungkinkan kami menangkap peningkatan permintaan layanan,” kata Grab.