Pengemudi Taksi Online dan Ojol Ancam Demo jika Dilarang Pakai BBM Subsidi

ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/rwa.
Massa yang tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional (KON) berunjuk rasa di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (29/8/2024). Kemenkominfo berkomitmen untuk mencari solusi yang adil dan akan segera bertemu dengan aplikator untuk membahas tuntutan pengemudi ojek daring dan kurir.
Penulis: Desy Setyowati
29/11/2024, 07.52 WIB

Asosiasi pengemudi taksi dan ojek online alias ojol mengancam akan melakukan demo besar-besaran jika pemerintah melarang mereka menggunakan Bahan Bakar Minyak alias BBM bersubsidi.

Sebelumnya Menteri ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyatakan ojek online tidak mendapatkan BBM subsidi. Pemerintah memfokuskan pendistribusian BBM bersubsidi kepada kendaraan berpelat kuning, seperti angkutan umum.

Ketua Umum Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua atau Garda Igun Wicaksono menyampaikan pernyataan Menteri Bahlil Lahadalia tersebut merupakan pernyataan menantang para pengemudi ojek online atau ojol untuk melakukan protes besar terhadap pemerintah.

Igun menyampaikan Garda sejak 2018 mendesak pemerintah mendorong inisiatif kepada DPR sagar legalitas pengemudi ojek online atau ojol merealisasikan aturan resmi agar transportasi online menjadi angkutan umum.

“Tiba-tiba Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menolak ojol sebagai penerima BBM bersubsidi karena bukan angkutan umum, sehingga kami anggap hal ini merupakan hal yang tidak dapat diterima,” kata Igun kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).

“Jika sampai ojek online tidak dapat menerima atau mengisi BBM bersubsidi nanti maka pastinya akan terjadi gelombang aksi unjuk rasa besar-besaran di seluruh Indonesia untuk memprotes keputusan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini,” Igun menambahkan.

Ia berharap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melihat langsung kondisi perekonomian para pengemudi ojek online. Terlebih lagi, bahan bakar berkontribusi 50% - 60% terhadap total pengeluaran pengemudi ojol.

Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perkumpulan Armada Sewa Indonesia atau PAS INDONESIA Wiwit Sudarsono. “Dampak larangan menggunakan BBM subsidi akan besar. Pengemudi bisa mengisi tiga sampai lima liter per hari,” kata dia dalam wawancara di Trijaya FM.

Ia menekankan pengemudi ojek online rerata memiliki sendiri kendaraannya dan dibeli dengan cara dicicil. Kebijakan itu dinilai bisa sangat memberatkan driver ojol.

Wiwit menyampaikan asosiasi akan melakukan audiensi dengan kementerian terkait mengenai rencana tersebut. Jika gagal, maka akan menggelar mediasi.

Jika langkah kedua itu gagal juga, maka asosiasi bakal melakukan aksi besar-besaran.

"Kami akan bersurat terlebih dulu terkait waktu pertemuan, ke Kementerian Perhubungan atau Kemenhub dan lainnya," kata Wiwit kepada Katadata.co.id.

Ketua Umum Asosiasi Driver Online atau ADO Taha Syafariel terkejut dengan rencana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melarang pengemudi taksi dan ojek online alias ojol mendapatkan BBM bersubsidi.

“Keputusan ESDM apakah tidak seharusnya meminta banyak informasi dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Digital alias Komdigi misalnya, detail kondisi transportasi berbasis aplikasi ini,” kata pria yang akrab disapa Ariel ini kepada Katadata.co.id.