Grab Bangun Kantor Pusat di Jakarta, Ini Keuntungannya Bagi RI

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, driver Grab di kawasan Pinang Ranti, Jakarta TImur (9/4). Grab berencana membangun kantor pusat kedua di Indonesia.
Penulis: Desy Setyowati
31/7/2019, 15.11 WIB

Perusahaan penyedia layanan on-demand, Grab berencana membangun kantor pusat (headquarter) kedua di Indonesia, setelah yang pertama ada di Singapura. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira dan Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menilai, wacana tersebut akan menguntungkan masyarakat Tanah Air.

Bhima menjelaskan, Grab akan merekrut lebih banyak pekerja lokal seiring pembangunan kantor pusat baru tersebut. Apalagi, markas kedua itu akan berfokus pada penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), terutama terkait big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Dengan begitu, Grab bisa memaksimalkan teknologi yang dibawanya untuk memperluas cakupan ekonomi digital di Indonesia. “Maka, semoga muncul lebih banyak unicorn baru nantinya,” kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (30/7) malam.

(Baca: Grab Akan Bangun Kantor di Jakarta, Mitra Pengemudi Punya Harapan)

Hanya dari segi investasi, menurutnya akan kurang maksimal dampaknya bagi Indonesia. Sebab, pemodal Grab merupakan investor asing. Alhasil, ada pembagian keuntungan antara perusahaan Grab di Indonesia dengan pemodal di luar negeri. “Indonesia hanya akan dianggap sebagai pasar, ketika ada pembagian keuntungan. Maka yang paling menikmati adalah negara lain,” katanya.

Padahal, arus modal yang keluar karena pembagian laba bisa menyebabkan defisit pendapatan primer. Hal itu akan berpengaruh juga terhadap defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD). Tahun lalu, defisit pendapatan primer akibat transfer laba ke luar negeri mencapai US$ 30,4 miliar atau setara Rp 425,6 triliun.

(Baca: Setelah Bertemu Jokowi, Grab Bakal Bangun Kantor Pusat di Indonesia)

Senada dengan Bhima, Ignatius optimistis kehadiran tim Grab di Indonesia akan meningkatan penyerapan tenaga kerja. “Pembangunan kantor pusat Grab juga akan mendorong investasi,” kata dia.

Sedangkan mitra pengemudi berharap, Grab bisa meningkatkan layanan pengaduan seiring dengan pembangunan kantor pusat baru tersebut. Sebab, para mitra merasa pelaporan keluhan selama ini  sangat lama. Bahkan, mereka harus antre sejak pagi supaya keluh kesahnya bisa ditangani.

Adapun Grab berencana membangun kantor pusat kedua di Indonesia setelah memperoleh tambahan modal US$ 2 miliar dari SoftBank. Markas yang bakal dibangun di Jakarta itu menjadi pusat R&D dan bisnis GrabFood.

Grab akan berfokus untuk menciptakan solusi yang mendukung pemberdayaan wirausahawan kecil serta agen Grab-Kudo di Indonesia. “Kami sangat menantikan untuk bekerja bersama Grab, sebagai unicorn kelima di Indonesia dan SoftBank dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), meningkatkan pariwisata dan kesehatan,” kata CEO Grab Anthony Tan, beberapa waktu lalu (29/7).

(Baca: Dapat Modal Rp 28,4 T, Grab Fokus Garap Transportasi dan Kesehatan)

Reporter: Desy Setyowati