Perluas Layanan Online-Offline, Blibli Bidik 12 Ribu Toko di 2019

ANTARA FOTO/Audy Alwi
Ilustrasi, Senior Vice President of Marketing Blibli.com I Gusti Ayu Fadjar (kedua kanan) dan Senior Vice President of Trade Partnership Lay Ridwan Gautama (kanan), secara simbolis menyerahkan kunci kepada pelanggan Blibli.com, di Jakarta, Selasa (28/11/2018). Blibli target buka 12 ribu toko offline hingga akhir tahun ini.
27/6/2019, 06.17 WIB

Perusahaan e-commerce PT Global Digital Niaga atau Blibli.com menyediakan layanan terintegrasi, Online to Offline (O2O). Layanan seperti ini lebih dulu dikembangkan Tokopedia, JD.ID dan Bukalapak.

SVP Trade Partnership Consumer Electronic Group Blibli. com Wisnu Iskandar mengatakan, melalui layanan yang diberi nama Click & Collect ini pengguna bisa memesan produk lewat platform Blibli.com dan mengambil barangnya langsung di toko mitra. Ada 250 ribu pesanan lewat Click & Collect sepanjang Januari-Juni 2019.

Karena potensinya besar, Blibli.com memperluas kemitraan. Kali ini, Blibli.com menggandeng 31 pemegang merek dari berbagai kategori produk, alah satunya adalah Alfamart.

Pemegang merek tersebut memiliki tiga ribu toko di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar. “Target kami, ada sekitar 12 ribu jaringan toko hingga akhir tahun ini,” kata Wisnu di Jakarta, Rabu (26/6).

(Baca: Go-Pay Tambah Opsi Pembayaran di Blibli.com)

Ia pun menargetkan, layanan ini bisa menggaet 1,5 juta pengguna hingga akhir tahun ini. Bahkan, Blibli.com tertarik untuk membuka toko offline sendiri dalam beberapa tahun ke depan. “Kami bicara tiga tahun ke depan sepertinya memungkinkan, " katanya.

Strategi penjualan terintegrasi ini bisa memperluas pangsa pasar penjual di Blibli.com. Selain itu, berdasarkan kajian internali Blibli.com, kepuasan pelanggan meningkat dengan layanan tersebut.

(Baca: Promosi Offline Masih Perlu untuk Jualan Online)

Tokopedia juga telah mengembangkan layanan O2O, dengan meluncurkan aplikasi bernama Mitra Tokopedia. Melalui aplikasi ini, Tokopedia menggaet pemilik usaha kecil, baik toko kelontong, warung, kios, usaha individu atau sejenisnya.

COO Tokopedia Melissa Siska menjelaskan, layanan ini menjembatani ritel online dan offline. "Kami yakin Mitra Tokopedia bisa menjadi solusi bagi para pemain ritel tradisional untuk ikut berpartisipasi dalam tren perkembangan teknologi," kata dia.

Selain itu, ada pula JD.ID dan Bukalapak yang  meluncurkan layanan O2O. Kedua perusahaan ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk mempermudah distribusi barang pesanan kepada mitra offline.

(Baca: Adopsi Teknologi, Peretail Offline Bersaing dengan E-Commerce)