Penyedia layanan on-demand, Grab meluncurkan dua fitur keamanan yakni telepon gratis alias free call (VoIP) dan teknologi verifikasi wajah bagi penumpang alias passenger selfie verification. Grab mencatat, kedua fitur ini menurunkan kasus kriminal atas layanannya hingga 45%.
Mitra pengemudi Grab bisa menghubungi penumpang menggunakan fitur free call, begitu juga sebaliknya. Lewat fitur ini, baik penumpang maupun pengemudi tidak mengetahui nomor seluler masing-masing.
Dengan begitu, privasi konsumen Grab bisa terjaga. “Kami menjadi yang pertama di Asia Tenggara dalam hal untuk mempelopori inovasi keselamatan,” ujar Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam siaran resminya, Senin (22/4).
(Baca: Wajibkan Penumpang Selfie, Grab Klaim Kejahatan Turun 30% di Malaysia)
Sementara lewat fitur verifikasi wajah, mitra pengemudi Grab bisa mengetahui identitas penumpangnya. Penumpang diminta untuk melakukan swafoto alias selfie ketika menggunakan Grab sebagai bentuk syarat verifikasi pesanan.
Teknologi pengenalan wajah (face recognition) di aplikasi Grab bakal memverifikasi foto penumpang. Teknologi ini akan menolak foto yang tidak sesuai dengan data penumpang. Fitur ini juga sudah dirilis di Malaysia.
(Baca: Begini Strategi Grab dan Go-Jek Tingkatkan Keselamatan Berkendara)
Sekitar 50 % pengguna Grab sebenarnya sudah menguji coba kedua fitur ini sejak Desember 2018 hingga Maret 2019. “Fitur free call tidak hanya melindungi pelanggan, tetapi juga menurunkan jumlah kasus persekusi verbal melalui telepon maupun chat kurang lebih 64 %," ujarnya.
Untuk itu, Neneng optimistis kedua fitur tersebut bisa memperkuat inisiatif 'Roadmap Teknologi Keselamatan' Grab. Apalagi Grab lebih dulu merilis fitur penyamaran nomor telepon pemanggil (number masking), tombol darurat (SOS button), bagikan lokasi perjalanan (share my ride), dan kamera keamanan GrabSiaga.
(Baca: Grab Luncurkan Fitur Baru yang Terhubung dengan Transportasi Umum)
Selain itu, Grab menyediakan menu ‘history’ untuk membantu pengguna menemukan kembali barangnya yang tertinggal di kendaraan mitra pengemudi. Hanya, untuk menggunakan layanan ini, tim administrasi Grab menjadi perantara antara mitra pengemudi dan penumpang.
Dalam rangka Hari Kartini, Grab juga mengadakan pelatihan bela diri bagi 100 mitra pengemudi perempuan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pelatihan bertujuan untuk membekali mitra pengemudi dengan kemampuan bela diri dasar.
Grab juga bekerja sama dengan Yayasan Pulih untuk membantu mitra pengemudi yang mengalami kekerasan seksual. Yayasan Pulih telah melatih tim Customer Experience Grab tentang pertolongan pertama psikologis ketika dihadapkan dengan insiden kekerasan seksual.