Empat platform penyedia layanan bisnis (Software as a Services/SaaS) yakni Talenta, Sleekr, Jurnal, dan Klikpajak konsolidasi menjadi satu perusahaan bernama Mekari. Penyatuan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis perusahaan.
Chief Executive Officer (CEO) Mekari Suwandi Soh menargetkan, pertumbuhan bisnis mencapai empat kali lipat pada tahun ini. “Pada tahun lalu, kami tumbuh 400%. Jadi kami ekspektasi hal yang sama terjadi tahun ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/4).
(Baca: Tiga Perusahaan Digital Berkolaborasi Bantu Pengembangan Bisnis UKM)
Dia menegaskan, konsolidasi tidak mengubah layanan yang tersedia. Justru layanan semakin lengkap, karena dikelola dalam satu perusahaan. Untuk itu, Mekari bakal mengintegrasikan layanan tersebut secara bertahap.
Layanan tersebut di antaranya pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem pembayaran gaji karyawan, akutansi, serta konsultasi dan pengurusan pajak. Dulu, keempat layanan ini tersedia di masing-masing platform.
(Baca: Modal Ventura Milik Telkom Danai Startup Asal Singapura)
Suwandi mengatakan, perusaahaan bakal berinvestasi besar di bidang riset dan pengembangan. Harapannya, investasi ini bisa mempercepat proses integrasi layanan di Mekari.
Hanya saja, Suwandi enggan menyebutkan nilai investasi yang diperoleh maupun sumber pendanaannya. "Investor melihat konsolidasi akan membawa produk yang lebih kuat bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," ujarnya.
Menurutnya, ada banyak UKM di Indonesia yang butuh teknologi untuk mengembangkan bisnisnya. Ia mencatat, baru 10 % dari 59,2 juta UKM di Indonesia yang terhubung dengan layanan digital.
Ia optimistis, layanannya ini bakal diterima UKM. Sebab, ia mengklaim harga yang ditawarkan kompetitif yakni Rp 20 ribu per karyawan untuk jasa pengelolaan SDM dan Rp 200 ribu terkait jasa akuntansi. Layanan pengelolaan pajak masih gratis.
(Baca: Lampaui Target, 10 Juta UMKM, Petani, dan Nelayan Go-Online)
Persaingan Bisnis SaaS di Indonesia
Berkaca dari banyaknya UKM, Indonesia menjadi pasar potensial bagi bisnis SaaS. Ada beberapa pemain yang lebih dulu merambah bisnis ini, seperti Moka dan Telkomsel. Telkomsel menawarkan solusi bisnis bagi UKM melalui myBusiness Store.
Mulanya, Telkomsel hanya menyasar perusahaan besar lewat layanan ini. Namun Telkomsel mulai masuk ke UKM pada 2016, karena pertumbuhannya cepat. “Dari 20 ribu tergabung di enterprise, hanya 3 ribu yang besar. Sisanya UKM," kata Vice President Enterprise Mobile Product Marketing Telkomsel Arief Pradetya, pada Juli 2018 lalu.
(Baca: Pesan Jokowi ke Bukalapak: Bantu 52 Juta UMKM)
MOKA yang semula hanya bergerak di bidang sistem kasir berbasis komputasi awan (cloud computing) atau point of sale (POS), mulai merambah SaaS pada akhir 2018. "Untuk dapat pinjaman kami harus membangun perusahaan lebih baik lagi. Investor juga melihat potensi bisnis ini besar," kata CEO dan Co-Founder Moka Haryanto Tanjo.
Alhasil, MOKA menyediakan beragam layanan seperti manajemen persediaan (inventory management), loyalti program, akunting, pembayaran, dan, pembiayaan lewat Moka Capital. "Kami akan keluarkan produk baru lagi dan kerja sama dengan beberapa partner lain," katanya. Hanya, ia belum bisa menjabarkannya.
(Baca: Menakar Peluang UKM Melipat Untung di Pesta Diskon Akhir Tahun)