Perusahaan layanan keuangan Mastercard memperkenalkan sistem identitas digital. Sistem ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam mengelola hak dan mengontrol data pribadinya ketika menggunakan layanan keuangan Mastercard.
President of Cyber and Intelligence Solutions for Mastercard Ajay Bhalla mengatakan, perusahaannya bersama dengan Microsoft dan beberapa pemain lainnya melakukan kajian terkait interaksi secara digital. Dari kajian itu, Mastercard mengembangkan sistem yang memungkinkan transaksi dilakukan secara cepat tanpa mengorbankan keamanan data pengguna.
Sistem itu kemudian melahirkan model transaksi, yang memungkinkan terjadinya interaksi digital dengan membagikan data seminimal mungkin. Bahkan, data dibagikan jika benar-benar dibutuhkan saja. “Akses terhadap data tersebut bisa didapatkan tanpa kata sandi dan hanya bisa dibagikan dengan persetujuan mereka,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (5/4).
(Baca: Isu Peretasan Bukalapak dan Pentingnya UU Perlindungan Data Pribadi)
Ajay mengklaim, model ini melindungi data secara efektif. Sebab, pengguna memegang kendali atas data-data yang dibagikan selama transaksi. Model ini juga memastikan identitas pengguna tersimpan aman di ponsel pintar (smartphone). Dengan begitu, model ini diharapkan memenuhi unsur perlindungan data pribadi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sistem ini memungkinkan transaksi dilakukan secara transparan dan dioperasikan secara global. Data yang digunakan bersifat dinamis, salah satunya biometrik seperti sidik jari atau retina mata.
Sejalan dengan hal ini, Mastercard merilis prinsip yang diberi nama Mastercard’s Principles of Digital Identity. “Kami berkomitmen untuk memfasilitasi jaringan dan membantu mendefinisikan aturan dan tata kelola identitas digital,” katanya. Prinsip tersebut fokus pada hak dan kepemilikan data, kerahasiaan, persetujuan, transparansi, keamanan dan inklusivitas.
(Baca: Keterbukaan Data Jadi Isu Krusial bagi Pertumbuhan E-Commerce)
Perluasan Pasar di Asia Tenggara
Mastercard mengumumkan kemitraan dengan Lazada untuk menjangkau konsumen baru di Asia Tenggara. Kemitraan ini bakal berlangsung selama lima tahun ke depan. “Kerja sama ini akan memungkinkan para mitra untuk memanfaatkan data dan insight dari Mastercard untuk menjangkau dan berinteraksi dengan konsumen secara lebih baik,” kata Chief Marketing Officer Lazada Group Mary Zhou.
(Baca: Kominfo Targetkan RUU Perlindungan Data Pribadi Dibahas Awal 2019)
Sementara itu, Executive Vice President, Digital & Emerging Partnerships and New Payment Flows, Asia Pacific Mastercard Rama Sridhar mengatakan, tren pertumbuhan perdagangan elektronik di Asia Tenggara memberikan berbagai peluang baru bagi para mitra. “Kemitraan ini akan membangun pasar terbuka dan meningkatkan demokratisasi digital, sehingga dapat memberikan lebih banyak penawaran bagi pembeli dan penjual di Asia Tenggara,” ujarnya.
(Baca: Ombudsman dan OJK Sebut Perlu Ada UU untuk Atasi Fintech Ilegal)