Google dan IBM Ungkap Peran Teknologi Cloud Saat Pandemi Corona

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Ilustrasi, petugas medis mengambil sampel darah pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) saat rapid test massal yang di gelar Badan Intelijen Negara (BIN) di kantor BPN, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020).
17/7/2020, 11.58 WIB

Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bersaing merambah pasar komputasi awan (cloud) Indonesia. Bukan hanya untuk bisnis, Google dan International Business Machines (IBM) mengatakan bahwa teknologi ini bisa membantu masyarakat dan pemerintah mengatasi pandemi corona.

Google meluncurkan program Rapid Response Virtual Agent pada April lalu. Layanan ini menggabungkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk menjawab pertanyaan masyarakat.

Perusahaan asal AS itu juga mengandalkan Contact Center berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menjawab pertanyaan terkait Covid-19. “Ini salah satu contoh menggunakan keahlian mesin pembelajar (machine learning),” kata CEO Google Cloud Thomas Kurian saat round table VIP Next On Air, kemarin (16/7).

(Baca: Tiga Raksasa Teknologi Dunia Berebut Pasar Cloud di Indonesia)

IBM juga memanfaatkan teknologi cloud untuk pengelolaan data perusahaan saat menerapkan sistem bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH). Badan usaha asal AS ini juga menyediakan layanan kelola basis data (database) hasil tes virus corona oleh pemerintah.

General Manager Asia Pacific IBM Cloud Brenda Harvey mengatakan, pandemi mempercepat transformasi digital. Beberapa sektor seperti pendidikan, bisnis, dan pemerintahan mulai mengandalkan cloud untuk mengelola data.

"Krisis telah membuktikan, tanpa keraguan, bahwa cloud mendefinisikan kembali bisnis dan ekosistem secara lebih pintar," kata Harvey saat acara IBM Cloud Forum 2020. (Baca: 6 Sebab Google, Amazon, Microsoft, Alibaba Incar Pasar Pusat Data RI)

Perusahaan juga bekerja sama dengan Queensland University di Australia untuk menganalisis virus corona dengan teknologi cloud. Data pasien Covid-19 dikumpulkan, dianalisis, dan dikategorisasi pada platform cloud.

"Teknologi cloud dan keamanan data menjadi masalah yang paling mendesak," kata Director Critical Care Research Group University of Queensland John Fraser. (Baca: Alibaba Ramal Makin Banyak Perusahaan RI Investasi Jumbo Teknologi AI)

IBM juga bemitra dengan Kementerian Kesehatan India untuk menyimpan data tes Covid-19. Begitu juga di Thailand.

Country Manager Cloudera Indonesia Cloudera Fanly Tanto optimistis akan ada banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan cloud. Sebab, ada banyak data yang dianalisis.

"Pengguna media sosial yang paling aktif di dunia, terbanyak di Indonesia,” ujar Tanto. (Baca: Bersaing dengan Google, Alibaba Bakal Menambah Pusat Data Tahun Depan)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Desy Setyowati