Alibaba Cetak Pendapatan Rp 475,4 T, Bisnis Cloud Untung Pertama Kali

Instagram/@alibaba.group
Ilustrasi, Alibaba
3/2/2021, 09.18 WIB

Alibaba Cloud juga mencatatkan keuntungan untuk pertama kalinya. EBITA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi yang disesuaikan mencapai 24 juta yuan atau US$ 3 juta.

"Bisnis cloud kami terus memperluas kepemimpinan pasar dan menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Ini mencerminkan potensi besar pasar cloud," kata Zhang.

Ia mengatakan, permintaan layanan cloud meningkat selama pandemi Covid-19. Utamanya dari klien di sektor digital, keuangan, dan retail.

President of Alibaba Cloud Database Products Business Feifei Li mengatakan, klien memanfaatkan teknologi cloud untuk mengelola atau memanfaatkan basis data. Biasanya, ini bertujuan mempermudah pengelolaan, analisis, dan menjaga keamanan data.

Apalagi, data Statista pada tahun lalu menunjukkan, pengeluaran perusahaan untuk infrastuktur teknologi informasi (IT) diprediksi meningkat 3,8% pada 2021. Cloud menjadi salah satu yang diandalkan.

Sedangkan Gartner memperkirakan, 75% basis data perusahaan global masuk cakupan cloud pada 2023. "Masa depan terletak pada teknologi basis data," kata Li dalam siaran pers, September tahun lalu (29/9/2020).

Cloud juga akan menjadi lini bisnis utama Alibaba di masa depan. Pada tahun ini, Alibaba berencana memperluas investasi pada lini bisnis ini.

Alibaba Group telah berinvestasi US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk pengembangan semikonduktor dan sistem operasi tahun lalu. Selain itu, membangun infrastruktur pusat data.

Berdasarkan data dari Gartner, Alibaba Cloud menduduki peringkat ketiga sebagai penyedia layanan cloud publik paling besar secara global. Sedangkan di Asia Pasifik, Alibaba Cloud menduduki peringkat pertama.

Sedangkan data IDC pada Juli 2020, Alibaba Cloud merupakan penyedia layanan cloud publik terbesar di Tiongkok. Ini diukur dari pangsa pasar Infrastructure as a Service (IaaS) dan Platform as a Service (PaaS) pada kuartal I.

Namun Alibaba kalah saing dengan Amazon dan Microsoft secara global. Berdasarkan data Statista, Amazon Web Services menguasai sekitar 33% pasar.

Sedangkan Microsoft memiliki 18% dan Google 9% pangsa pasar. Sisanya mencakup Alibaba, IBM, dan perusahaan penyedia layanan cloud lainnya.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan