Raksasa teknologi asal Korea Selatan Samsung memperkirakan peningkatan laba operasional sebesar 53% secara tahunan (year on year/yoy) untuk kuartal kedua 2021. Peningkatan itu didorong permintaan kuat pada komponen cip (chipset) meskipun penjualan ponsel pintar atau smartphone mereka anjlok.
Mengutip Reuters, Samsung memperkirakan laba operasional mereka sebesar ₩ 12,5 triliun atau US$ 11 miliar (Rp 159,5 triliun) untuk kuartal kedua tahun ini. Perkiraan tersebut di atas proyeksi Refinitiv yakni sebesar ₩ 11,3 triliun atau US$ 9,8 miliar (Rp 142 triliun).
Sedangkan, pendapatan perusahaan diproyeksikan ₩ 63 triliun setara US$ 55 miliar (Rp 798 triliun). Angka tersebut naik 19% yoy.
Analis menyebut, lonjakan laba Samsung pada kuartal kedua karena adanya dorongan kuat penjualan cip. Samsung mencatatkan peningkatan laba divisi cip seperlima atau sekitar 20% secara tahunan. Moncernya bisnis cip disebabkan harga yang kuat dan permintaan untuk sektor elektronik konsumen dan pelanggan pusat data yang tinggi.
Analis di Cape Investment & Securities Park Sung-soon memperkirakan, kondisi ini akan berlanjut pada kuartal selanjutnya. "Laba Samsung kuartal ketiga pun akan lebih tinggi lagi karena harga cip yang kuat, dan ini menjadi musim puncak untuk bisnis seluler," kata Park dikutip dari Reuters, Rabu (7/7).
Permintaan cip Samsung datang dari industri smartphone, laptop, hingga konsol game. Dalam beberapa bulan terakhir, investasi perusahaan ke pusat data yang membutuhkan server dalam jumlah besar juga meningkat. Hal tersebut memicu permintaan untuk cip memori yang tinggi.
Vice-President bisnis cip dan memori Samsung Han Jinman mengatakan, bahwa perusahaan kebanjiran permintaan cip sejak akhir tahun lalu. "Ini seiring dengan kurangnya pasokan semikonduktor yang menjadi persoalan global," kata Han dilansir dari Financial Times, Januari lalu.
Diketahui, sejak awal tahun 2021 telah terjadi kelangkaan cip. Itu disebabkan tindakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memasukkan beberapa perusahaan semikonduktor asal Tiongkok ke dalam daftar hitam (blacklist) perdagangan maupun keamanan.
“Ini membuat permintaan cip akan tetap tinggi dan pasokan tetap terbatas. Kami perkirakan kelangkaan ini akan bertahan hingga 2022 atau 2023,” ujar Wakil Presiden Direktur Forrester, Glenn O’Donnell dikutip dari CNBC International, Mei lalu.
Berbeda dengan bisnis cip, bisnis smartphone Samsung diperkirakan anjlok. Pengiriman smartphone Samsung diperkirakan turun menjadi 59 juta unit pada kuartal kedua ini dari capaian 76 juta unit pada kuartal pertama tahun ini.
Penurunan itu disebabkan penjualan model andalannya yang diluncurkan pada kuartal pertama melambat. Lonjakan kasus Covid-19 baru di wilayah seperti India dan Vietnam juga memengaruhi pengiriman smartphone pada kuartal tersebut.