Platform video pendek TikTok telah meluncurkan fitur bernama TikTok Resume. Melalui fitur itu pengguna bisa melamar pekerjaan menggunakan video pendek.
"Platform memungkinkan pengguna untuk melamar pekerjaan dari tingkat pemula ke posisi berpengalaman dengan video," berdasarkan pernyataan TikTok dikutip dari Reuters, Kamis (8/7).
Saat ini, Fitur masih dalam tahap uji coba di Amerika Serikat (AS). Diketahui ada beberapa perusahaan yang sudah memasang lowongan pekerjaannya dan diajukan melalui video pendek TikTok, seperti WWE, Shopify, Chipotle Mexican Grill, Nascar, dan lainnya.
TikTok menyatakan bahwa fitur tersebut bekerja dengan cara mengubah lamaran tradisional menggunakan file dokumen atau kertas menjadi lamaran berbasis video digital. Pengguna TikTok yang ingin melamar pekerjaan bisa melihat berbagai lowongan di microsite TikTok Resume. Kemudian, akan muncul beberapa lowongan pekerjaan yang dicari.
Setelah memilih lowongan pekerjaan, pengguna bisa melamar dan membuat lamaran berbasis video. Pengguna juga bisa mengeditnya seperti menggunakan filter atau efek.
Kemudian, pengguna diminta untuk memasukan tagar #TikTokResumes pada caption video itu. Setelah jadi, pengguna mengirimnya ke perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan itu.
Pengguna juga bisa mengunggahnya di aplikasi. Namun, pengguna tidak disarankan memberikan data seperti nomor ponsel, alamat email, dan data pribadi lainnya apabila mengunggah di aplikasi.
Selain informasi lowongan pekerjaan, dalam microsite juga dijelaskan mengenai cara dan tips membuat video lamaran bagi pengguna.
Adapun pengembangan fitur TikTok kali ini bertujuan untuk memudahkan para pencari kerja di era digital dan pandemi. Beberapa negara telah menghadapi tingginya permintaan tenaga kerja setelah pandemi Covid-19. TikTok juga mencatatkan peningkatan konten karir dan pekerjaan di bawah tagar seperti #CareerTok.
Selain TikTok, aplikasi media sosial seperti Facebook hingga aplikasi kencan Bumble juga memungkinkan pengguna berjejaring dan mencari pekerjaan.
Diketahui, induk TikTok ByteDance memang tengah gencar membuat fitur baru dan memperluas layanannya ke berbagai sektor. Beberapa waktu lalu misalnya, ByteDance meluncurkan divisi baru yang bernama BytePlus. Divisi baru ini menjual layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang biasa digunakan TikTok untuk merekomendaskan video pendek.
Selain itu, perusahaan asal Tiongkok itu juga mengembangkan layanan kecerdasan buatan dan berencana menambahkan layanan komputasi awan (cloud). Upaya ini dilakukan seiring lepasnya perusahaan dari tekanan AS.
Pada Juni lalu, Presiden AS Joe Biden mencabut perintah eksekutif terkait pemblokiran TikTok yang sebelumnya dilakukan mantan Presiden AS Donald Trump.
Alih-alih memblokir Tiktok, Biden memilih untuk mengatasi risiko keamanan TikTok dengan mengidentifikasi aplikasi dan mempromosikan internet yang terbuka. Padahal, TikTok sempat ditekan oleh AS dan diminta untuk menjual sebagian sahamnya kepada perusahaan di Negeri Paman Sam itu.
"Pemerintah berkomitmen untuk mempromosikan internet yang terbuka, dapat dioperasikan, andal, dan aman untuk mendukung ekonomi digital global,” kata seorang pejabat senior pemerintah dikutip dari The Verge pada Juni lalu.
Mantan Presiden AS Donald Trump memberikan batasan waktu kepada ByteDance untuk menjual operasional TikTok di AS. ByteDance sempat berencana membentuk TikTok Global untuk operasional di AS. Perusahaan asal AS, Oracle berencana menguasai 12,5% dan Walmart 7,5% saham.
Setelah Joe Biden memimpin AS, ByteDance membatalkan kesepakatan dengan Oracle dan Wallmart. "Trump telah pergi. Alasan kesepakatan itu hilang bersamanya," kata sumber yang mengetahui masalah ini, dikutip Business Insider, Februari lalu.