Amerika Serikat (AS) dikabarkan memberikan persetujuan kepada Huawei untuk membeli cip (chipset) otomotif. Namun beberapa lawan politik Presiden AS Joe Biden mengkritisi langkah ini.
"AS menyetujui lisensi yang memberi wewenang kepada pemasok untuk menjual cip ke Huawei," demikian dikutip dari ZDNet, Kamis (26/8). Lisensi perdagangan cip kepada perusahaan Cina ini hanya untuk komponen kendaraan, seperti layar video dan sensor.
Sumber lainnya menjelaskan, lisensi perdagangan cip itu juga meliputi kemampuan koneksi dengan jaringan internet generasi kelima atau 5G.
Pada awal 2019, mantan Presiden AS Donald Trump memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan. Ini membuat perusahaan Amerika tak bisa bekerja sama dengan Huawei.
Raksasa teknologi asal Cina itu pun terpaksa menyetop produksi cip per September tahun lalu.
Reuters melaporkan, pemerintahan Biden juga menindak keras Huawei agar tidak bisa menjalankan perdagangan komponen cip dengan perusahaan AS.
Namun, dua sumber yang mengetahui masalah ini menyampaikan, para pejabat AS mengkaji blokir itu dalam beberapa pekan terakhir. Mereka disebut melunak dan menyetujui lisensi bagi Huawei senilai ratusan juta dolar.
Meski begitu, beberapa lawan politik Biden dari partai Republik mengkritisi langkah pemerintahan Biden yang melunak itu. Senator dari Partai Republik Tom Cotton mengatakan, Huawei mengancam keamanan nasional.
"Tidak dapat diterima, pemerintahan Biden meredakan kampanye tekanan terhadap perusahaan mata-mata Tiongkok seperti Huawei," kata Tom dikutip dari Reuters, Rabu (25/8).
Senator dari Partai Republik lainnya, Marco Rubio menyebut langkah tersebut sebagai contoh kegagalan Biden dalam melindungi keamanan ekonomi dan nasional. Menurutnya, Huawei masih memiliki sejarah kelam dalam mengekspor 'otoritarianisme' digital. "Namun, Biden malah memberikan keringanan," ujarnya.
Juru bicara Departemen Perdagangan AS tidak mengonfirmasi kebenaran kabar persetujuan lisensi itu. Ia menyampaikan, pemerintah sebenarnya terus konsisten menerapkan kebijakan lisensi tersebut.
"Kami konsisten membatasi akses Huawei ke komoditas," kata juru bicara.
Sedangkan juru bicara Huawei menolak untuk mengomentari kabar pembukaan blokir tersebut. Ia menyampaikan, perusahaan memposisikan diri sebagai penyedia komponen baru untuk kendaraan terbarukan.
"Kami membantu produsen membangun kendaraan yang lebih baik," ujar juru bicara.
Selain Huawei, Trump memblokir raksasa semikonduktor Tiongkok Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC). Langkah ini disebut-sebut menyebabkan cip langka.
Padahal, semikonduktor ini dibutuhkan produsen ponsel pintar (smartphone) hingga otomotif. Produsen mobil di AS pun terkena dampak dan mengalami kesulitan mendapatkan cip.
Produsen otomotif membutuhkan cip untuk membuat komponen seperti rem, alat kemudi dan komunikasi hingga wiper kaca depan. Ada lebih dari 100 jenis cip yang digunakan untuk pembuatan mobil.
Cip pada mobil lebih kuat dibandingkan yang ada pada ponsel maupun laptop. Sebab, cip ini harus mampu menahan kisaran suhu dan keperluan daya mobil yang jauh lebih besar.
Apalagi, kini muncul mobil otomatis. Fitur pada mobil yang membutuhkan cip pun bertambah.