Pendapatan Huawei dari Ponsel Anjlok Terdalam Imbas AS dan Cip Langka
Huawei mencatatkan penurunan pendapatan terbesar pada paruh pertama 2021. Ini karena bisnis ponsel pintar (smartphone) tertekan sanksi dari Amerika Serikat (AS), sejak pemerintahan Donald Trump.
Pendapatan Huawei turun 29,4% menjadi 320,4 miliar yuan atau sekitar Rp 712,6 triliun. Penurunan paling besar terjadi di lini bisnis konsumen yang mencakup ponsel, anjlok 47% menjadi 135,7 miliar yuan.
Juru bicara Huawei menyampaikan, penurunan itu karena akses untuk mendapatkan cip (chipset) ke AS. Selain itu, pada dasarnya cip langka.
“Kami benar-benar terpengaruh oleh kekurangan cip,” kata juru bicara Huawei dikutip dari Financial Times, akhir pekan lalu (7/8). Selain itu, “karena sanksi AS.”
Bisnis utama Huawei dalam menjual peralatan infrastruktur ke operator telekomunikasi juga menurun 14,2% menjadi 136,9 miliar yuan. Tahun lalu, mantan Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa dirinya memengaruhi banyak negara Eropa untuk tidak menggunakan jasa jaringan internet generasi kelima alias 5G dari Huawei.
Sedangkan bisnis solusi digital untuk kota pintar (smart city), keuangan, transportasi, energi, manufaktur, dan pendidikan tumbuh 18,2% menjadi 42,9 miliar yuan.
Kini, perusahaan asal Tiongkok itu berfokus bertahan di tengah tekanan AS. Salah satu caranya, memusatkan perhatian pada perangkat lunak (software), termasuk memperkuat bisnis komputasi awan (cloud).
"Kami harus berani memimpin dunia dalam domain perangkat lunak murni," kata Kepala Eksekutif Huawei Ren Zhengfei pernyataan. “Kami harus berfokus pada pengoptimalan software untuk melengkapi perangkat keras (hardware).”
Selain cloud, raksasa teknologi itu juga mulai menyematkan sistem operasi atau operating system (OS) HarmonyOS 2 ke lebih banyak perangkat. OS pesaing Android Google ini sudah diunduh di sekitar 50 juta ponsel dan perangkat lain per Juni.
Rotating Chairman Huawei Eric Xu mengatakan, prioritas utama perusahaan yakni kelangsungan hidup terlepas dari tekanan AS. Oleh karena itu, Huawei diversifikasi produk dengan berfokus pada perangkat lunak.
“Kami telah menetapkan tujuan strategis dalam lima tahun ke depan. Tujuan kami adalah untuk bertahan hidup, dan melakukannya secara berkelanjutan,” kata Xu dalam pernyataan.
Huawei masuk dalam daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan AS sejak awal 2019. Alhasil, raksasa teknologi ini tak bisa bekerja sama dengan perusahaan AS termasuk Google.