Samsung Electronics bekerja sama dengan peneliti Universitas Harvard untuk membuat chipset atau cip memori yang cara kerjanya mirip otak manusia. Caranya dengan menyalin peta koneksi saraf otak menggunakan array nano elektroda.
Kajian tertuang dalam makalah yang ditulis oleh Samsung dan peneliti Universitas Harvard, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Electronics. Makalah ini berjudul ‘Neuromorphic electronics based on copy and paste the brain’
Riset itu ditulis oleh mitra Samsung Advanced Institute of Technology sekaligus profesor Universitas Harvard Ham Don-hee, profesor Universitas Harvard Park Hong-kun, CEO Samsung SDS Hwang Sung-woo, dan Wakil Ketua Samsung Electronics Kim Ki-nam.
Laporan itu menyarankan cara untuk menyalin peta koneksi saraf otak menggunakan array nano elektroda yang dikembangkan oleh Ham dan Park. Peta ini kemudian ditempelkan ke jaringan tiga dimensi kepadatan tinggi dari cip memori solid-state.
Melalui pendekatan salin dan tempel itu, penulis membayangkan untuk menciptakan cip memori yang mendekati ciri-ciri komputasi otak. Ciri yang dimaksud seperti daya rendah, pembelajaran mudah, serta adaptasi terhadap lingkungan, otonomi, dan kognisi.
Otak terdiri dari sejumlah besar neuron dan peta koneksi yang bertanggung jawab atas fungsi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang peta ini adalah kunci untuk merekayasa balik otak.
Rekayasa neuromorfik diluncurkan pada 1980-an. Tujuan awalnya meniru struktur dan fungsi jaringan saraf otak pada cip silikon.
Tetapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana sejumlah besar neuron dihubungkan bersama untuk menciptakan fungsi otak yang lebih tinggi. Untuk itu, rekayasa neuromorfik lebih berfokus merancang cip yang terinspirasi oleh otak ketimbang menirunya.
Namun, makalah Samsung dan peneliti Universitas Harvard itu ingin meniru otak. “Visi yang kami hadirkan sangat ambisius," kata Ham dalam siaran pers dikutip dari Korea Times, Senin (27/9).
"Tetapi bekerja menuju tujuan heroik seperti itu akan mendorong batas kecerdasan mesin, ilmu saraf, dan teknologi semikonduktor,” ujar dia. Samsung dan peneliti pun akan menggunakan array nano elektroda, yang secara efektif memasukkan sejumlah besar neuron sehingga dapat merekam sinyal listrik dengan sensitivitas tinggi.
Rekaman intraseluler paralel besar-besaran itu menginformasikan peta koneksi neuron. Ini menunjukkan di mana neuron terhubung satu sama lain dan seberapa kuat koneksi ini. Dari gambaran ini, peta kabel saraf dapat diekstraksi.
Peta saraf yang disalin kemudian dapat ditempelkan ke jaringan cip memori non-volatil, seperti memori flash komersial yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga digunakan untuk memori akses acak resistif (RRAM).
Skema salin dan tempel itu disesuaikan dengan program masing-masing cip memori. Dengan begitu, konduktansinya mewakili kekuatan setiap koneksi neuron di peta yang disalin.
Riset itu beberapa langkah lebih jauh dibandingkan penelitian sebelumnya. Makalah Samsung dan peneliti Universitas Harvard ini menyarankan strategi menempelkan peta kabel saraf ke jaringan memori secara cepat.
Jaringan memori non-volatil yang dirancang khusus dapat mempelajari dan mengekspresikan peta koneksi saraf ketika digerakkan oleh sinyal yang direkam secara intraseluler. Ini skema yang secara langsung mengunduh peta koneksi saraf otak ke dalam cip memori.
Namun, cip neuromorfik utama akan membutuhkan kapasitas yang dapat menampung 100 triliun neuron dan sinapsis virtual. Ini karena otak manusia diperkirakan memiliki sekitar 100 miliar neuron, dan seribu kali lebih banyak koneksi sinaptik.
Mengintegrasikan sejumlah besar alamat memori pada satu cip bisa terjadi jika menggunakan teknologi integrasi memori 3D. Samsung diklaim memimpin di bidang ini.