Memahami NFT, Aset Digital dalam Dunia Kripto

iStockPhoto/Gremlin
Ilustrasi NFT
Editor: Safrezi
6/12/2021, 11.12 WIB

Kehadiran NFT dalam dunia kripto saat ini sedang populer. Data dari DappRadar menunjukkan, penjualan NFT mencapai US$10,7 miliar atau sekitar Rp152 triliun pada kuartal III.

NFT atau Non Fungible Token adalah aset digital sebagai bukti kepemilikan barang yang dapat dibeli dengan mata uang kripto. Contoh NFT meliputi karya seni, klip video, musik, dan sebagainya dalam format digital, seperti JPEG, PNG, MP4, dan lain-lain.

NFT menggunakan teknologi blockchain yang sama dengan cryptocurrency. Bedanya, NFT bukan mata uang. Kata "non fungible" berarti tidak dapat dipertukarkan, sehingga NFT bersifat unik dan tidak dapat direplikasi atau diganti dengan yang lain.

NFT memiliki kode identifikasi unik dan metadata yang membedakannya satu sama lain. Berbeda dengan cryptocurrency, NFT tidak dapat diperdagangkan atau ditukar.

Cara Kerja NFT

Mengutip publikasi Massachusetts Institute of Technology dalam Csail.mit.edu, NFT adalah bagian dari blockchain. Saat membeli NFT menggunakan mata uang kripto, pembeli dapat memverifikasi dalam blockchain sebagai pemilik tunggal dari aset digital tersebut.

Tidak ada yang dapat membatalkan kepemilikan seseorang atas NFT atau membuat ulang NFT yang sama persis. NFT ibarat kartu koleksi unik yang dapat dilihat siapa saja. Tetapi, hanya dapat dimiliki oleh satu orang pada waktu tertentu.

Meskipun aset digital yang dimiliki dapat direproduksi tanpa batas, NFT yang dimiliki unik dan dibuktikan melalui bukti pembelian dalam blockchain dengan mata uang kripto. Contohnya, CNN melaporkan sebuah twit oleh CEO Twitter, Jack Dorsey, dilelang sebagai NFT dan laku sebesar US$2,9 juta. 

Siapa pun dapat menangkap layar dan menyimpan twit tersebut sebagai gambar. Namun, hanya Jack Dorsey yang dapat menjualnya sebagai NFT. Cara kerja NFT agar dapat dibeli harus melalui proses yang bernama minting.

Minting adalah proses mengubah file digital menjadi koleksi kripto atau aset digital di blockchain. Proses ini memerlukan marketplace sebagai pihak ketiga atau agen minting. Misalnya, OpenSea, Mintable, atau Theta Drop.

Pemilik karya digital harus membayar biaya platform agar marketplace dapat memroses aset digital ke dalam blockchain sebagai NFT. Biaya tersebut dikenal dengan istilah “gas fee” atau “Gwei”.

Mengutip Ethereum, NFT hanya dapat memiliki satu pemilik dalam satu waktu. Kepemilikan dikelola melalui uniqueID dan metadata yang tidak dapat direplikasi oleh token lain. Proses minting secara garis besar meliputi tiga langkah, yaitu:

  • Membuat blok baru.
  • Memvalidasi informasi.
  • Merekam informasi ke dalam blockchain.

Menurut publikasi Maryville University, ada tiga komponen dalam NFT, yaitu:

  • Setiap NFT berbeda, sehingga satu NFT tidak dapat menggantikan yang lain.
  • NFT dapat disalin, diunduh, dan dibagikan. Tetapi, NFT asli dan bukti kepemilikannya ada di blockchain. Tidak ada tempat lain yang dapat menemukan versi NFT yang identik.
  • NFT dapat diverifikasi. Artinya, terdapat data historis yang disimpan dalam blockchain untuk mengautentikasi pembuat dan pemilik asli NFT.

Beberapa contoh NFT meliputi:

  • Seni.
  • Gambar GIF.
  • Video dan peristiwa olahraga.
  • Barang koleksi.
  • Avatar virtual dan skin video gim.
  • Sepatu kets desainer.
  • Musik.

Perbedaan NFT dan Mata Uang Kripto

Mengutip penjelasan Andrew Ward, Ph. D, seorang profesor di Lehigh University, dalam laman Business.lehigh.edu, NFT berbeda dengan mata uang kripto. NFT tersedia dalam blockchain sebagai sarana untuk mencatat, memverifikasi kepemilikan, dan memfasilitasi transaksi atau perdagangan NFT tersebut.

Sedangkan mata uang kripto juga tersedia di blockchain. Namun, mata uang kripto atau cryptocurrency tidak unik. Misalnya, mata uang kripto Bitcoin nilainya sama dengan Bitcoin lainnya. Seseorang dapat membeli Bitcoin kemudian menjualnya lagi karena nilainya sama.

NFT tidak memiliki nilai sama, setiap aset unik dan tidak dapat ditukar. Misalnya, terdapat dua video LeBron James di waktu dan tempat yang sama tapi direkam oleh dua orang berbeda. Kedua video tersebut dapat menjadi NFT dengan nilai yang berbeda, tergantung siapa yang merekam dan aspek lain dalam video, seperti sudut pandang atau kualitas.

Keunikan tersebut yang membuat NFT berbeda dengan mata uang kripto.

Cara Membeli NFT

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk membeli NFT, yaitu:

  1. Pilih marketplace yang diinginkan.
  2. Sediakan dompet digital untuk NFT.
  3. Tentukan mata uang kripto yang akan digunakan sebagai pembayaran. Sebagian besar NFT diperdagangkan menggunakan Ethereum.

Keunggulan NFT

Merangkum buku NFT For Beginner’s Guide To The World of Non-Fungible Tokens and Cryptoart, keunggulan NFT dijelaskan sebagai berikut.

  • Eksklusivitas: Setiap NFT unik sehingga riwayat kepemilikan tercatat di blockchain secara eksklusif dan tidak dapat direplikasi atau dipalsukan.
  • Langka: Beberapa NFT merupakan karya seni digital yang langka, seperti video Nyan cat atau gambar  piksel CryptoPunk 9998.
  • Dapat dipindahtangankan: NFT dapat ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lainnya.

Kehadiran NFT membuka peluang besar dalam dunia seni digital. Adanya teknologi blockchain dalam perdagangan NFT mampu menghilangkan penipuan dan pencurian. Pemilik NFT mendapatkan kode untuk memverifikasi dan mengautentikasi karya seni yang dimiliki, serta kode dan autentikasi untuk memastikan validitasnya.

Orang lain masih dapat membuat salinan dari karya seni digital asli. Tetapi, hanya ada satu salinan asli yang valid oleh pemilik NFT. Tidak ada salinan lain yang dapat menggantikan aset digital orisinil.

Pemilik NFT dapat menjual aset digital kapan saja dan keaslian dari aset tersebut terjamin dalam teknologi blockchain.