Startup pendidikan Zenius meluncurkan program belajar bahasa Korea Selatan. Ini karena tingginya minat masyarakat Indonesia untuk belajar bahasa Korea.
CEO Zenius Rohan Monga mengatakan, pembelajaran bahasa Korea mengacu pada kurikulum berbasis buku, yakni “Learn! KOREAN with BTS”. Kurikulum ini dikembangkan langsung oleh platform pendidikan asal Korea Selatan HYBE EDU.
HYBE EDU merancang kurikulum yang membentuk sesi pelatihan interaktif dan bersifat dua-arah. Desain kurikulum juga memberikan kesempatan bagi penggemar untuk belajar Hangeul dasar dan budaya Korea.
Melalui kurikulum itu, pengguna dapat mendengar dan meniru ungkapan sehari-hari yang sering dipakai oleh selebritas asal Korea Selatan, BTS.
Program pembelajaran itu hadir di fitur Zenius Live yang meliputi live class oleh tutor lokal dan penutur asli atau native speaker dari Korea Selatan. Monga mengatakan, Zenius menghadirkan para tutor yang berkualitas dan telah memiliki pengalaman mengajar bahasa Korea.
Melalui program baru itu, pengguna akan mendapatkan paket bundle book dan live class. Satu batch live class akan berlangsung selama enam pekan dengan total 24 jam pelajaran untuk membahas satu buku secara penuh. Seluruh materi live class juga akan direkam agar dapat diakses ulang oleh pengguna.
Pengguna juga akan mendapatkan pen elektronik atau ‘MotiPen’ yang bisa berbicara. Ini agar pengguna bisa berlatih pengucapan melalui audio yang disuarakan langsung oleh ketujuh anggota BTS favorit.
Monga mengatakan, Zenius membuat program belajar bahasa Korea di Indonesia karena peminatnya besar. "Peminat bahasa Korea semakin meningkat. Zenius ingin memberikan wadah untuk model pembelajaran yang efektif namun menyenangkan bagi siapapun,” kata Monga dalam siaran pers, Senin (13/12).
Menurutnya, banyaknya peminat bahasa Korea sejalan dengan gelombang kepopuleran budaya Korea atau hallyu yang menyebar luas di banyak negara, termasuk Indonesia.
Aplikasi bahasa Duolingo memiliki lebih dari 7,9 juta pengguna aktif yang mempelajari bahasa Korea Selatan. Bahasa Korea pun menjadi bahasa dengan pertumbuhan jumlah murid tercepat setelah Bahasa Hindi.
Program studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Universitas Indonesia (UI) juga mencatatkan lonjakan minat para pelajar. Alhasil, program studi inimenjadi program bahasa kedua yang paling diminati setelah Sastra Inggris.
Dua pekan lalu, startup pendidikan itu juga meresmikan layanan baru bernama ZenPro. Layanan ini menyasar pengembangan kemampuan atau up skilling Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan kalangan profesional.
Monga mengatakan bagi pelaku UMKM, layanan ZenPro mampu memberikan fondasi keterampilan dalam merintis bisnis sendiri. Sedangkan bagi profesional, layanan ZenPro mampu mendorong penajaman keterampilan dan penambahan keterampilan baru.
Sepanjang tahun lalu, Zenius memiliki 15,7 pengguna. Jumlah pengguna ini tumbuh lebih dari 10 kali lipat selama Maret hingga Desember 2020. Sedangkan retensi pengguna mencapai lebih dari 90%.
Zenius menargetkan bisa menggaet 30 juta pengguna di Tanah Air. Untuk mencapai target itu, perusahaan berfokus meningkatkan kualitas layanan.
"Zenius akan terus berinovasi dalam menghadirkan layanan dan produk inovatif demi mengatasi tantangan dunia pendidikan di Indonesia," kata Co-Founder dan Chief Education Officer Zenius Education Sabda PS, tahun lalu (21/7/2020).
Startup pendidikan ini telah mendapatkan pendanaan pra-seri B dari OpenSpace Ventures dan Alpha JWC Ventures pada awal tahun ini. Dana segar ini digunakan untuk mengembangkan layanan dan aplikasi.