Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun membuat akun NFT di OpenSea. Ini bertujuan menjadi bursa bagi karya digital pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk mendapatkan penawaran dari pasar global.

Namun, Head of TokoMall Thelvia Vennieta mengatakan, dalam berinvestasi NFT masyarakat mesti berhati-hati. Sebab, seperti investasi lainnya, NFT mempunyai risiko.

"Jadi, diupayakan beli NFT sesuai dengan kemampuan dari investor dan menggunakan uang dingin," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (14/1).

Ia juga menyarankan untuk membeli karya NFT yang benar - benar disukai. Calon investor juga mesti mempelajari kreator dibalik karya NFT, serta nilai sejarahnya.

"Investor lebih baik melakukan riset terlebih dahulu terkait utilitas NFT tersebut," katanya.

Investor bisa melihat akses untuk play-to-earn game hingga merchandising. Hal tersebut guna mengetahui manfaat yang bisa didapatkan dari NFT.

Selain itu, investor bisa melihat peta jalan NFT dan komunitas dari proyek NFT yang diminati. Namun, perlu diingat, NFT juga mempunyai risiko keamanan siber lantaran bagian dari aset digital.

Dikutip dari The Verge, marketplace NFT seperti OpenSea memungkinkan peretas mencuri uang kripto (cryptocurrency) penggunanya. Peretas keamanan Check Point Research menemukan, sejumlah kasus orang-orang yang mengklaim bahwa mereka diretas setelah mendapatkan NFT.

Peretas berpotensi dapat menguras seluruh dompet pelaku perdagangan NFT. "Ada kerentanan yang membuktikan serangan dapat terjadi dengan cara transaksi NFT ini," kata Check Point Research dikutip dari The Verge pada tahun lalu (13/10/2021).

Check Point Research kemudian melaporkan masalah tersebut ke OpenSea. Marketplace NFT itu lalu memperbaiki masalah dalam waktu satu jam.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan