Alibaba, Tencent, TikTok Sulit Genjot Pendapatan karena Tertekan Cina

Unsplash/Solen Feyissa
Ilustrasi tampilan aplikasi TikTok
21/1/2022, 10.24 WIB

Otoritas membuat aturan itu karena selama ini TikTok dianggap sering meracuni konten tidak sehat dari rekomendasi. Regulator mencontohkan, algoritme yang digunakan oleh platform TikTok versi Cina, Douyin membuat pengguna terus-menerus terlibat dengan jumlah konten yang hampir tak terbatas.

Pendapatan Tencent dan Alibaba

Pengembang game, Tencent Holdings pun hanya melaporkan peningkatan laba 3% pada kuartal III 2021. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat dalam dua tahun terakhir.

“Itu karena bisnis media sosial dan video game terbesar di Cina tersebut menghadapi ketidakpastian peraturan di tengah pengawasan ketat pemerintah Cina terhadap industri,” demikian dikutip dari SCMP, akhir tahun lalu (10/11/2021).

Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong itu membukukan laba bersih 39,5 miliar yuan (US$ 6,18 miliar).

Sedangkan pendapatan meningkat 13% menjadi 142,37 miliar yuan. Tetapi ini di bawah perkiraan konsensus 28 analis 145,41 miliar yuan.

Alibaba pun hanya membukukan kenaikan pendapatan 29% menjadi 200,7 miliar yuan (US$ 31,4 miliar) pada kuartal III 2021. Ini merupakan tingkat pertumbuhan paling lambat selama satu setengah tahun.

Raksasa e-commerce itu juga memperkirakan pendapatan tahunan tumbuh antara 20% dan 23%. Ini lebih rendah dari perkiraan analis.

Kepala eksekutif Alibaba Daniel Zhang mengatakan, perlambatan pendapatan itu karena meningkatnya persaingan dan melambatnya konsumsi di Cina.

Namun berdasarkan laporan dari analis KGI Asia, penyebab penurunan laba sejumlah perusahaan teknologi Cina karena tekanan yang bertubi-tubi dari Beijing.

"Kami percaya bahwa hambatan regulasi di Tiongkok akan mencerminkan laba dan pendapatan kuartal III dan kuartal terakhir 2021," kata analis KGI Asia dikutip dari Reuters, akhir tahun lalu (8/11/2021).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan