Platform media sosial Snapchat mematikan fitur lokasi yang ada di Snap Map di Ukraina karena alasan keamanan. Hal ini dilakukan seiring kondisi perang Rusia dan Ukraina yang terus memanas.
Snap Map menunjukkan banyaknya jumlah snap atau jepretan di sebuah lokasi yang diunggah di Snapchat. Snap Map menggunakan warna untuk menunjukkan berapa banyak orang yang mengunggah gambar.
Dengan melihat alat ukur panas pada peta atau heatmap tersebut, pengguna bisa memperkirakan di mana lokasi pengguna Snapchat lainnya yang mengunggah konten-konten tersebut.
Lokasi yang ada di Snap Map tidak 100% akurat, melainkan hanya memberi gambaran terkait lokasi para pengguna Snapchat berada. Contohnya, di Seattle, Amerika Serikat (AS) akan terlihat lebih banyak unggahan berada di pusat kota dibandingkan hutan nasional terdekat.
Mengutip The Verge pada Minggu (6/3), di masa perang, Snapchat menilai fitur ini bisa disalahgunakan untuk melacak evakuasi atau pergerakan warga sipil. Snap juga juga meniru langkah sejumlah perusahaan media sosial, yaitu tidak lagi menjual iklan untuk pengguna dari Rusia.
Aplikasi lain yang menggunakan fitur Global Positioning System (GPS) juga melakukan hal serupa agar pergerakan warga tidak terdeteksi. Beberapa waktu lalu, Google dan Apple mematikan fitur aktual lalu lintas (live traffic) di Ukraina.
Sebelumnya, Pemerintah Ukraina juga mendapat donasi uang kripto (cryptocurrency) bitcoin dan ethereum total US$ 13 juta atau Rp 186 miliar. Dana ini akan digunakan untuk memasok peralatan pasukan Ukraina seiring invasi Rusia sepekan terakhir.
Donasi itu mulai dikumpulkan ketika pasukan Rusia merebut dua kota kecil di tenggara Ukraina, serta daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sejak perebutan itu, akun Twitter resmi Pemerintah Ukraina mengajukan permohonan donasi kripto. Pemerintah Ukraina juga memberi tahu alamat dompet digital untuk token bitcoin dan ethereum.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov bahkan mencuit alamat dompet digital untuk kripto itu di Twitter. "Berdirilah dengan rakyat Ukraina. Sekarang terima sumbangan mata uang kripto," kata Fedorov dikutip dari Reuters, Minggu (28/2).
Kementerian Transformasi Digital Ukraina mengonfirmasi bahwa cuitan pemerintah dan Fedorov itu asli. "Bagaimana kami akan menggunakan uang? Untuk menghancurkan sebanyak mungkin tentara Rusia," kata kementerian.
Berdasarkan data perusahaan analisis blockchain Elliptic, alamat dompet digital milik pemerintah itu telah menerima kripto US$ 12,8 juta. Perusahaan melacak pergerakan aset digital itu di blockchain. How to Break Free From 'Doom-Scrolling' "Donasi kripto itu juga tercatat terus melonjak," kata Elliptic.
Sumbangan kripto datang dari sukarelawan Ukraina dan kelompok-kelompok peretasan. Hasil donasi digunakan untuk memasok peralatan pasukan pemerintah Ukraina.