Orang terkaya di dunia versi Forbes, Elon Musk berpotensi batal mengambilalih Twitter. Di tengah situasi ini, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu memasang target 13 juta pengguna selama April – Juni.
Para pemimpin divisi produk konsumen Twitter mengatakan kepada staf bahwa perusahaan bersiap mencapai target pertumbuhan pengguna kuartalan yang paling ambisius.
Twitter bertujuan menumbuhkan pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi, atau pengguna yang melihat iklan menjadi 13 juta pada kuartal ini.
Target internal Twitter itu melebihi ekspektasi analis. Sebab, rata-rata analis memproyeksikan pertumbuhan pengguna hanya sembilan juta.
"Ini adalah tujuan tertinggi yang pernah ditetapkan tim," kata para pemimpin divisi itu kepada staf, dikutip dari The Indian Express, Rabu (8/6).
Jumlah pengguna kuartal terakhir Twitter 8,5 juta. Perang Ukraina dan Rusia meningkatkan aktivitas pengguna di media sosial itu tahun ini.
Akan tetapi, waktu yang dihabiskan di platform menurun 4%.
Twitter sempat mencatatkan jumlah pengguna 20 juta selama kuartal kedua 2020. Ini merupakan pertumbuhan jumlah kuartalan pengguna tertinggi.
Peningkatan terjadi karena pengguna berbondong-bondong ke platform untuk mencari berita terkait pandemi Covid-19.
Kini, Twitter ingin mencatatkan pencapaian yang sama. Terlebih lagi, CEO Tesla Elon Musk mengancam akan membatalkan kesepakatan pembelian sepenuhnya saham Twitter karena masalah akun palsu dan spam.
Orang terkaya di dunia versi Forbes ini menganggap platform itu tidak terbuka soal jumlah akun palsu dan spam. "Perusahaan dianggap telah secara aktif menolak dan menggagalkan hak informasi," kata perwakilan Elon Musk dikutip dari Independent, Senin (6/6).
Elon Musk memang berulang kali memperingatkan Twitter terkait akun palsu dan spam. Ia menganggap bahwa media sosial ini memiliki lebih banyak akun palsu dan spam daripada yang diakui perusahaan secara publik.
Orang terkaya di dunia itu pun menunda tawarannya untuk mengakuisisi Twitter US$ 44 miliar atau sekitar Rp 638 triliun. Ia berencana mengambil alih media sosial ini sejak Mei.
Dalam laporan keuangan triwulanan yang dirilis pada 28 April, Twitter memperkirakan bahwa akun palsu atau spam kurang dari 5% selama tiga bulan pertama tahun ini. Perkiraan ini berdasarkan tinjauan akun sampel dan diyakini jumlahnya masuk akal.
"Tetapi diakui bahwa pengukuran tersebut tidak diverifikasi secara independen dan jumlah sebenarnya dari akun palsu atau spam bisa lebih tinggi," tulis CNN.
Sedangkan, dua kelompok peneliti yakni SparkToro dan Followerwonk mengungkapkan bahwa 73% dari 93 juta pengikut Twitter Elon Musk merupakan akun palsu atau spam.