Mantan Pejabat Era Trump Frustasi Teknologi Amerika Kalah dari Cina

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, penasehat keamanan nasional AS John Bolton dan Presiden China Xi Jinping menghadiri jamuan makan malam setelah ktt pemimpin negara G20 di Buenos Aires, Argentina, pada 2018
Penulis: Desy Setyowati
19/8/2022, 16.34 WIB

Amerika Serikat (AS) dinilai gagal membatasi ekspor teknologi ke Cina. Hal ini membuat mantan pejabat Pentagon di era pemerintahan Donald Trump frustasi.

Trump sempat membuat kebijakan yang memperketat ekspor teknologi ke Cina. Namun Wall Street Journal mencatat, ekspor ke Tiongkok mencapai US$ 125 miliar.

Sekitar 94% dari pengajuan izin disetujui oleh Departemen Perdagangan Amerika. Totalnya sekitar 2.652 lisensi.

Mantan analis kontrol ekspor ke Cina di Pentagon Steve Coonen mengaku frustasi dengan data tersebut. “Saya tidak bermasalah terkait berdagang dengan Cina atau ‘memberi makan’ mereka,” kata dia melalui email yang dikirim ke rekannya setelah mengundurkan diri tahun lalu, dikutip dari DailyMail, Rabu (17/8).

Akan tetapi, "saya punya masalah besar dengan mempersenjatai Cina," tambah dia.

Mantan Chief Software Officer Pentagon Nicolas Chaillan mengatakan, Amerika kalah telak dari Cina soal kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Menurutnya, AS tidak memiliki peluang untuk menang melawan Tiongkok setidaknya dalam 15 - 20 tahun ke depan.

Eks pejabat Departemen Pertahanan AS itu mengatakan, saat ini Beijing menuju dominasi global karena kemajuan dalam berbagai bidang teknologi untuk pertahanan, mulai dari AI, mesin pembelajar alias machine learning, dan keamanan siber.

Cina juga menguasai narasi media hingga geopolitik. 

Menurutnya, pertahanan siber AS di beberapa departemen pemerintahan masih berada pada tingkat ‘taman kanak-kanak’. "AS tidak memiliki peluang bertarung yang bersaing melawan Cina dalam 15 - 20 tahun," kata Chaillan dikutip dari Financial Times, akhir tahun lalu (11/10/2021).

Ia menilai, langkah Cina menguasai teknologi seperti AI dan machine learning jauh lebih penting ke depan ketimbang AS yang berfokus pada jet tempur generasi kelima. Penyediaan jet tempur juga membutuhkan anggaran besar.

Di satu sisi, sejumlah pejabat di masa pemerintahan Joe Biden saat ini menilai bahwa memblokir ekspor ke Tiongkok dapat mendorong Beijing gencar mencari pemasok lain. Sedangkan ada banyak perusahaan AS yang bermitra dengan korporasi Cina.

"Apa yang tidak kami miliki adalah konsensus di pemerintah Amerika tentang hubungan ekonomi yang seharusnya," kata mantan pejabat perdagangan administrasi Trump yang bertanggung jawab atas kontrol ekspor Mira Ricardel kepada media.

'Ada orang yang seperti, 'tidak, tidak, tidak, kami tidak dapat mengirim apa pun ke Cina,' tapi itu bukan kebijakannya,” tambah dia.

Beberapa orang mengkritik peran Departemen Perdagangan serta Biro Industri dan Keamanan. Mereka mempertanyakan apakah kedua instansi ini dapat mengontrol ekspor, sembari mempromosikan bisnis Amerika di luar negeri.

Gedung Putih kemudian mendiskusikan persoalan tersebut. Pada kesempatan itu, Asisten Sekretaris Perdagangan untuk Administrasi Ekspor Amerika Thea D. Rozman Kendler mengatakan bahwa instansinya berfokus mempromosikan kepemimpinan teknologi AS.

“Dan untuk melakukan itu, kami perlu memahami kepemimpinan teknologi AS,” kata Rozman. “Tempat terbaik untuk mendapatkan informasi itu adalah dari industri.”