17 Juta Data Pengguna Diduga Bocor, PLN: Dampak ke Konsumen Tak Besar

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri) mengisi daya mobil listrik saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (25/3/2022).
Penulis: Lenny Septiani
22/8/2022, 16.54 WIB

“Kami terus berkoordinasi dengan Kominfo dan BSSN untuk menemukan sumber data pelanggan yang beredar di internet sekaligus meningkatkan pengamanan,” ujarnya.

"Selaku Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), kami tentu memproses lebih lanjut hal ini, dibantu oleh Kominfo. Selain itu, menindaklanjuti rekomendasi untuk menyelesaikan investigasi dan langkah-langkah perbaikan bersama, sehingga data pribadi tetap terlindungi," tambahnya.

Sebelumnya, pengguna internet di Twitter melaporkan adanya dugaan penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan PLN. Berdasarkan tangkapan layar (screenshot) yang dibagikan, terlihat laman web breached.to dengan akun bernama "loliyta" menjual data pengguna PLN.

Beberapa data pelanggan PLN yang dijual di antaranya ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran hingga nama unit UPI.

Chairman lembaga riset siber CISSReC alias Communication & Information System Security Research Center Pratama Persadha mengatakan, ketika dicek nomor ID pelanggan tersebut, muncul nama yang sesuai. Maka kemungkinan data yang bocor ini merupakan data dari pelanggan milik PLN.

"Sebenarnya 10 sampel data pelanggan PLN dari total 17 juta data yang diklaim tersebut belum bisa membuktikan datanya bocor, berbeda dengan kebocoran data BPJS serta lembaga besar lain yang data sampelnya dibagikan sangat banyak ribuan bahkan jutaan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (19/8).

Menurutnya, perlu dilakukan forensik digital untuk mengetahui celah keamanan mana yang dipakai untuk menerobos.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani