Rencana Ruangguru, Gojek, Grab, dan Shopee Setelah PHK

Gojek, Grab, Shopee, Ruangguru
Logo Gojek, Grab, Shopee, Ruangguru
Penulis: Desy Setyowati
21/11/2022, 12.45 WIB

Untuk mendukung percepatan pertumbuhan, GoTo melakukan evaluasi terkait optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama sejak awal tahun.

Shopee juga mengumumkan melakukan PHK di Indonesia pada pertengahan September (19/9). Namun jumlahnya tidak disebutkan.

Namun induk Shopee, Sea Ltd disebut-sebut melakukan PHK sekitar 7.000 pegawai dalam enam bulan terakhir. Porsinya sekitar 10% dari total karyawan.

Raksasa teknologi Singapura itu memiliki 67 ribu pegawai per tahun lalu di banyak negara, termasuk Indonesia. Jika berkurang 7.000, maka jumlahnya diprediksi 60 ribu karyawan saat ini.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi laporan Bloomberg tersebut kepada Shopee. Namun belum ada tanggapan.

PHK dilakukan untuk menekan kerugian. “Perusahaan berjuang membendung kerugian yang membengkak dan memenangkan kembali (hati) investor,” kata sumber Bloomberg yang mengetahui masalah ini, dikutip pekan lalu (15/11).

Induk Shopee pun mencatatkan penurunan rugi bersih dari kuartal III 2021 US$ 570,98 juta menjadi US$ 569,3 juta pada periode yang sama tahun ini. Pendapatan naik 17,4% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 3,2 miliar.

Kemudian Grab mengonfirmasi telah melakukan PHK di divisi GrabKitchen bulan lalu. ni merupakan divisi dapur sewa yang disebut cloud kitchen.

Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber menyampaikan bahwa GrabKitchen beroperasi sejak 2018.

“Selama empat tahun beroperasi, terlihat pertumbuhan yang tidak konsisten, serta adanya peralihan menjadi model bisnis aset-ringan,” kata Mayang kepada Katadata.co.id, bulan lalu (22/10). 

“Situasi ini memaksa kami mengambil keputusan sulit, untuk tidak melanjutkan operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember,” tambah dia. “Langkah berat ini berdampak langsung pada belasan karyawan Grab.

Grab mencatatkan kerugian menurun 65% yoy dari US$ 988 juta pada kuartal III 2021 menjadi US$ 342 juta (Rp 5,3 triliun) pada periode sama tahun ini.

“Hasil kuartal III ini menunjukkan kemampuan kami mendorong pertumbuhan dan profitabilitas secara bersamaan,” kata Co-founder sekaligus CEO Grab Grup Anthony Tan dalam keterangan pers, minggu lalu (16/11).

Decacorn Singapura itu mencatatkan titik impas untuk layanan pengiriman seperti GrabExpress, dan pesan-antar makanan GrabFood. Titik impas berarti tidak merugi, namun belum untung.

“Kami mencapai titik impas, sembari mempersempit kerugian secara signifikan,” tambah dia.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani