Amerika mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait ekspor cip atau chipset untuk mengantisipasi Cina menguasai pasar ponsel. Kini AS mengumumkan regulasi baru di saat Tiongkok mulai menguasai pasar baterai mobil listrik.
Pemerintahan Joe Biden pada Jumat (1/12) mengusulkan aturan baru yang akan memotong subsidi untuk kendaraan listrik yang menggunakan komponen baterai buatan Cina maupun perusahaan yang memiliki hubungan dengan Beijing.
Cina merupakan pemimpin produksi baterai kendaraan listrik dunia. “Tiongkok mendominasi hampir setiap tahap rantai pasokan baterai kendaraan listrik,” menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA) pada 2023 dikutip dari CNN Internasional, Selasa (5/12).
Mulai bulan depan atau setelah periode 30 hari untuk memberikan komentar publik, kendaraan dengan komponen baterai buatan Cina tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak AS US$ 7.500.
Padahal keringanan itu memungkinkan konsumen menghemat uang saat membeli mobil listrik.
Aturan baru tersebut dibuat oleh Departemen Keuangan AS, Internal Revenue Service, dan Departemen Energi. Regulasi ini melarang penggunaan suku cadang yang dibuat atau dirakit oleh apa yang Amerika sebut sebagai foreign parties of interest atau FEOC.
Istilah itu mengacu pada perusahaan yang berbasis di Cina, Rusia, Korea Utara, Iran, atau korporasi yang memiliki setidaknya 25% hak suara, keanggotaan dewan, maupun kepemilikan oleh pemerintah salah satu negara tersebut.
“Mulai 2025, kendaraan bersih yang memenuhi syarat tidak boleh mengandung mineral penting apa pun yang diekstraksi, diproses, atau didaur ulang oleh FEOC,” kata Departemen Keuangan.
Para pejabat Amerika mengatakan, untuk sementara waktu mereka akan mengecualikan bahan baterai tertentu yang sulit dilacak, sehingga perusahaan memiliki waktu untuk transisi.
Peraturan baru tersebut dinilai dapat mengubah rantai pasokan produsen mobil. IEA memperkirakan dua pertiga produksi sel baterai listrik global berada di Cina, sedangkan Amerika Serikat hanya menyumbang sekitar 10%.
Tiongkok juga memimpin pemrosesan mineral global yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik, seperti grafit dan tanah jarang.
“Presiden Biden mulai bertekad membalikkan tren selama puluhan tahun yang membiarkan lapangan kerja dan pabrik dipindahkan ke Cina di luar negeri,” kata Penasihat Senior Presiden bidang Inovasi Energi Bersih John Podesta dalam pernyataan pers Departemen Keuangan.
“Kami membantu untuk memastikan bahwa masa depan kendaraan listrik akan dibuat di Amerika,” John menambahkan.
Presiden Badan Industri Alliance for Automotive Innovation John Bozzella mengatakan, regulasi tersebut akan memberikan kejelasan yang telah lama ditunggu-tunggu oleh produsen. “Tetapi transisi kendaraan listrik memerlukan transformasi menyeluruh dari basis industri AS. Ini tugas besar yang tidak akan terjadi dalam semalam,” tulis dia dalam blog pada Jumat.
Peraturan tersebut telah mendorong pemimpin pasar kendaraan listrik Tesla untuk memperingatkan bahwa beberapa harga kendaraannya mungkin akan naik.
Situs web Tesla menyebutkan dua versi sedan Model 3 yang populer akan mengalami pemotongan kredit pajak, dari US$ 7.500 menjadi US$ 3.750 pada Januari. Pengurangan kredit pajak Model Y kemungkinan berakhir bulan ini.
Tesla adalah pelanggan lama CATL Cina, pembuat baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. CATL terjebak dalam badai politik Amerika tahun ini karena kerja samanya dengan pabrik baterai kendaraan listrik di Michigan yang dibangun oleh Ford.
Rencana pembangunan fasilitas mobil listrik US$ 3,5 miliar yang akan dijalankan sebagai anak usaha, sepenuhnya dimiliki oleh produsen mobil AS. Namun baterai menggunakan keahlian teknis CATL.
Hal itu dinilai sebagai cara bagi Ford untuk memanfaatkan kredit pajak kendaraan listrik.