DOW Gandeng Bintari Atasi Masalah Sampah di Semarang

Dow
Penulis: Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
15/5/2022, 17.32 WIB

Dow, perusahaan material science terkemuka di dunia, mengumumkan inisiatif baru, bekerja sama dengan Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) nasional yang bergerak di bidang perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Kerja sama ini bertujuan untuk membantu pengelolaan sampah sekaligus mempromosikan ekonomi sirkular di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Didukung penuh oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, inisiatif ini membantu program pemkot dalam mengatasi masalah sampah melalui sejumlah program pengelolaan sampah di enam desa dalam rentang waktu 1,5 tahun mulai April 2022.

Program ini antara lain berisi kegiatan edukasi pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah kepada 1.000 keluarga yang tinggal di enam desa tersebut, serta meningkatkan kapasitas Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS3R) dan bank sampah untuk menciptakan ekonomi sirkular.

Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan sampah rumah tangga dari 180 kg menjadi 360 kg per hari melalui kolaborasi dengan enam unit TPS3R, yang masing- masing terdapat di setiap desa.

Keenam TPS3R tersebut, yaoti TPS3R Resik Mandiri di Desa Sambiroto, TPS3R Kampung Pilah Sampah di Desa Mangkang Kulon, dan TPS3R Sendang Mulyo di Desa Sendang Mulyo.

Lalu TPS3R Sido Rahayu di Desa Purwosari, TPS3R Polaman di Desa Polaman, dan TPS3R Gemah di Desa Gemah.

Riswan Sipayung, Presiden Direktur Dow Indonesia, mengatakan, sampah merupakan permasalahan kompleks, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia, dan diperlukan kolaborasi berkelanjutan antar para pemangku kepentingan untuk mengatasinya.

“Melalui kerja sama dengan Bintari, kami ingin mendorong sinergi antar pemangku kepentingan sekaligus perubahan perilaku pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, dimulai dari lingkungan rumah tangga,” kata dia.

Kolaborasi ini, ujar dia melanjutkan, merupakan bagian dari komitmen kuat Dow untuk mencapai target keberlanjutan perusahaan.

“Sekaligus mendukung tujuan keberlanjutan pemerintah dengan memprioritaskan ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan pengurangan emisi karbon.”

Sebagai salah satu kota penghasil sampah terbesar di Indonesia, Semarang menghasilkan sekitar 1.270 ton sampah per hari dan sekitar 900 ton di antaranya dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) setiap hari.

Hanya sebagian kecil dari sampah yang didaur ulang dan sisanya terbuang ke laut yang kemudian berdampak terhadap lingkungan.

Pemkot Semarang telah meluncurkan berbagai kebijakan dan inisiatif yang relevan untuk membantu mengatasi masalah pengelolaan sampah.

Misalnya, program kantong plastik berbayar untuk meminimalkan jumlah sampah plastik, menetapkan jalur khusus untuk truk sampah, dan memasukkan pengolahan sampah ke dalam Proyek Energi Listrik kota di TPA Jatibarang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, FX. Bambang Suranggono mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang memberikan apresiasi kepada Bintari dan Dow Indonesia atas inovasinya dalam menyelenggarakan program pendampingan bank sampah dengan TPS3R sebagai tulang punggung aktivitas daur ulang.

Mereka juga mengadakan kegiatan yang mendorong sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, “masyarakat khususnya pelaku kegiatan di bank sampah lokal, pemerintah daerah dan kelurahan, sampai pengusaha,” kata dia.

Ia menambahkan bahwa pendampingan bank sampah dan TPS3R merupakan salah satu kunci dari program unggulan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang pada 2022, yakni Program GERAI ESHPE (Gerakan Implementasi Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah Hulu Perkotaan).

Dow dan Bintari akan mendokumentasikan semua pengalaman dan pembelajaran dari program tersebut. Selain itu Dow dan Bintari akan menyusun buku panduan yang dapat digunakan oleh Pemerintah Kota sebagai pedoman untuk memfasilitasi replikasi program dan mendorong sinergi antara bank sampah, TPS3R, dan pemangku kepentingan lainnya terkait upaya penanganan sampah di dalam dan luar Kota Semarang.

Amalia Wulansari, Direktur Eksekutif Bintari, mengatakan, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang aktif dan berkesinambungan agar mereka benar-benar memahami pentingnya pengelolaan sampah, mulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah tangga.

“Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Dow untuk mengatasi permasalahan sampah,” kata dia.

Amalia  berharap kerja sama tersebut–dengan dukungan dari Pemerintah Kota Semarang–dapat mendorong sinergi antar pemangku kepentingan. Mulai masyarakat, bank sampah dan operator, hingga TPS3R untuk mencapai tujuan bersama dalam mengatasi permasalahan sampah di Semarang.

Menurut Riswan, Dow berkomitmen untuk mengambil peran utama dalam menerapkan inisiatif berkelanjutan dan berperan secara proaktif untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk dalam pengelolaan sampah.

Upaya berkelanjutan Dow yang baru, katanya, berfokus pada tiga tujuan utama, yaitu melindungi iklim (Protect the Climate), mengelola sampah (Stop the Waste), dan ekonomi sirkular (Close the Loop).

Untuk tujuan Stop the Waste, Dow menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, baik di Indonesia maupun global untuk mengumpulkan dan mendaur ulang 1 juta ton metrik sampah plastik.

“Dow juga merupakan anggota aktif National Plastic Action Partnership (NPAP) yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,” ujar dia.