PT PLN akan melantai di Bursa Karbon pada 23 Oktober 2023. Wakil Presiden Pengembangan Teknologi PT PLN Indonesia Power Mochamad Soleh mengatakan bahwa pihaknya akan mendaftarkan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang.
Soleh mengatakan, PLN menargetkan untuk menjadi pedagang karbon terbesar di Bursa Karbon Indonesia dengan potensi kredit karbon hampir 1 juta ton.
“Jadi keterlibatan PLN group holding di bursa karbon ini sudah ada, jadi kemarin pada saat launching ini sudah didaftarkan PLTG Muara Karang, ini terbesar kredit karbonnya diantara perusahaan-perusahaan energi lainnya,” ujar Soleh dalam acara Collaborative Strategies for a Greener Energy Industri, yang disiarkan secara daring, Selasa (17/10).
Soleh mengatakan, kedepannya PLN juga akan mendaftarkan pembangkit listrik terbarukan lainnya dalam bursa karbon, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA), kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), hingga (Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
“Tahap awal baru satu. Ini akan bertambah terus pada periode-periode ke depan,” kata dia.
Profil PLTGU Muara Karang
Sebagai informasi, PLTGU Blok 3 Muara Karang telah memiliki SPE gas rumah kaca dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton pada 2022.
PLTGU ini juga telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah di regasifikasi dari LNG pada floating storage and regasification unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU itu juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode combine cycle.
Sebelumnya Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN bisa menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2.
Grup PLN memang ingin menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam perdagangan karbon di Indonesia. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu mendorong program transisi energi di Tanah Air.
"Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar. Kami terus mendukung pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan," kata Darmawan, Jumat (29/9).
Ia menambahkan, bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan sertifikat penurunan emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme internasional.