Sawit Berkelanjutan, Permintaan Sertifikasi RSPO Naik 19%

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.
Foto udara pekerja menggunakan alat berat untuk menumbangkan pohon kelapa sawit di Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (29/4/2023). Data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), realisasi program peremajaan sawit rakyat (PSR) sejak tahun 2016 hingga 30 Juni 2022 baru mencapai 256.744 hektar dari target pemerintah seluas 540.000 hektar hingga tahun 2024.
10/11/2023, 16.35 WIB

 The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah organisasi global terkemuka untuk minyak kelapa sawit berkelanjutan, mencatat peningkatan yang signifikan dalam sertifikasi di antara petani kecil dan pabrik swadaya di Indonesia.

Permintaan dan pasokan RSPO Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) meningkat 19% pada 10 bulan pertama tahun 2023, sebagian besar dipimpin oleh NGO lingkungan, produsen barang konsumsi, dan petani kecil.

Deputi Direktur Transformasi Pasar RSPO Indonesia, Mahatma Windrawan Inantha, mengatakan anggota RSPO telah memainkan peran fundamental dalam terus mengarahkan skala menuju tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam sektor minyak sawit Indonesia.

Dia mengatakan, industri kelapa sawit terbaik di Indonesia telah menunjukkan tanda telah siap menerima standar keberlanjutan global RSPO.

"Baik itu peningkatan sertifikasi di kalangan petani kecil dan pabrik atau peningkatan penyerapan lokal, remediasi, dan bahkan konservasi, kami melihat kemajuan yang menggembirakan, dan hal ini bergantung pada kekuatan kolaborasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, jumat (10/11).

 Pada 2022, areal Sertifikasi RSPO Indonesia tumbuh sebesar 4%. Areal sertifikasi tersebut tumbuh lagi 6% pada periode Januari-September 2023. Angka ini mewakili lebih dari 2,5 juta hektar lahan, termasuk lahan perkebunan dan daerah bersertifikat petani kecil mandiri (ISH).

Sebanyak 25 pabrik baru juga telah disertifikasi sesuai dengan Prinsip dan Kriteria (P&C) Standar RSPO pada 2022. "Pabrik tersebut bertambah 18 unit lagi hingga kuartal ketiga di tahun 2023," tulis siaran pers RSPO dikutip Jumat (10/11).

Sertifikasi RSPO di antara kelompok ISH tumbuh sebesar 41% dibandingkan dengan 2021, didukung oleh pendahaan hingga US$ 180.000 yang didistribusikan melalui Dana Dukungan Petani Kecil RSPOs (RSSF).

RSPO sudah menyalurkan dana US$ 141.000 disalurkan ke 17 proyek petani kecil untuk sertifikasi November 2022 hingga Oktober 2023. Dana tersebut terutama untuk mengimbangi biaya audit sertifikasi sehingga memberikan manfaat bagi lebih dari 5.000 petani.

Di Indonesia, volume produksi CSPO tumbuh 2,9% menjadi 8,64 juta metrik ton pada 2022. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 8,4 juta metrik ton.

Konsumsi CSPO juga naik 3,9% menjadi 318,400 metrik ton pada 2022, dibandingkan dengan 229,000 metrik ton pada 2021. Dalam hal konsumsi domestik secara keseluruhan di Indonesia, serapan CSPO tumbuh dari 1,2% pada 2021 menjadi 1,7% pada 2022.