Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp 253 Triliun ke Sektor Berkelanjutan

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Teller menata tumpukan uang di Kantor Bank Mandiri Cabang Braga, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/4/2022). Bank Mandiri Region VI/Jawa 1 menyiapkan kebutuhan uang tunai sekitar Rp6,6 triliun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai masyarakat di Jawa Barat.
8/12/2023, 05.55 WIB
 

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya telah menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan  sebesar Rp253 triliun atau 24,9 persen dari total kredit yang disalurkan hingga Kuartal III-2023.

Dari nilai tersebut, pembiayaan ke sektor hijau Bank Mandiri telah menembus Rp 122 triliun, setara dengan 12 persen dari total penyaluran kredit di periode yang sama.

Menurut Darmawan, realisasi tersebut merupakan komitmen Bank Mandiri dalam mendorong pembiayaan berkelanjutan.

"Hasilnya, Bank Mandiri kini menjadi pemimpin industri dengan pangsa lebih dari 30 persen di sektor ramah lingkungan," ujar Darmawan dalam acara Mandiri Sustainability Forum 2023 di Jakarta, Kamis (8/12).

Ke depan, dirinya menegaskan bahwa Bank Mandiri berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam rencana pemerintah menjalankan transisi rendah karbon.

Darmawan mengatakan, perseroan turut mengambil bagian dalam perdagangan karbon pertama di Indonesia pada September 2023. Langkah itu mendukung upaya pemerintah dalam membentuk mekanisme pasar guna mencapai target pengurangan gas rumah kaca.

Bank Mandiri juga mengambil berbagai langkah ambisius dalam tujuan operasional untuk mencapai operasi emisi nol bersih (net zero) pada 2030. Untuk mencapai target tersebut, Bank Mandiri memanfaatkan upaya digitalisasi melalui platform Livin' dan Kopra.

Di sisi lain, Darmawan menyebutkan, Perseroan pun melakukan upaya netral karbon melalui pemasangan panel surya, berinvestasi pada kendaraan listrik sebagai mobil operasional, mengembangkan pelacakan karbon digital, dan mentransformasikan kantor cabang fisik.

"Sejak tahun 2021, kami telah menutup lebih dari 200 cabang," katanya menambahkan.

Bisnis Berbasis ESG Jadi Prioritas Masa Depan

Sementara itu, hasil riset Mandiri Institute  menyatakan 71 persen perusahaan terbuka meyakini praktik bisnis yang menerapkan prinsip keberlanjutan environment, social, and governance (ESG) akan menjadi prioritas pada masa depan.

Meski demikian, hanya 57 persen dari perusahaan terbuka yang menyadari pentingnya pencapaian target Nationally Determined Contributions (NDC) atau penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga tahun 2030.

“Untungnya, hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depan. Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka, dan Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam Mandiri Sustainable Forum di Jakarta, Kamis (8/12).

Riset Mandiri Institute itu juga menunjukkan peningkatan signifikan penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab atau Principles for Responsible Investment (PRI). Hal itu mengindikasikan bahwa investasi ESG mulai menjadi faktor penentu utama keberlanjutan bisnis.

Hingga November 2023, terdapat 5.374 penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab. Selain itu, penerbitan surat utang global terkait ESG sudah mencapai 1,5 triliun dolar AS di 2022, meningkat hampir 15 kali lipat dibandingkan 2015.

Berdasarkan riset yang sama, implementasi ESG di sektor keuangan masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti minimnya diferensiasi produk ESG dan diferensiasi gaya pendanaan.

“Ini terjadi karena masih rendahnya kesadaran terkait ESG, termasuk masih ada yang belum percaya bahwa ESG menjadi prioritas,” kata Andry.

Oleh karena itu pemerintah dinilai perlu semakin aktif mengkomunikasikan standar pelaporan penerapan ESG di tanah air yang dapat menjadi acuan perbandingan kinerja keberlanjutan perusahaan di berbagai sektor.




Reporter: Antara