Terusan Panama Manfaatkan Petani Kopi Atasi Kekeringan dan Deforestasi

ANTARA FOTO/Fauzan
Ilustrasi petani kopi
29/1/2024, 11.32 WIB

Terusan Panama memanfaatkan petani kopi untuk membantu memulihkan daerah yang terkena deforestasi dan kekeringan. Jalur perdagangan dunia tersebut baru-baru ini mengalami kekeringan besar yang menghambat arus kapal.

Negara tersebut memberikan program insentif bagi petani kopi yang menanam sejumlah pohon di dekat kanal Panama untuk memberikan manfaat bagi jalur air utama global.

Program berusia 15 tahun ini bertujuan untuk memperlambat akumulasi kerusakan lingkungan, termasuk erosi tanah dan pencemaran sungai setempat, yang berkontribusi terhadap turunnya permukaan air di kanal tersebut.

Pada saat yang sama, hal ini memungkinkan petani untuk memperluas penanaman mereka dan bahkan mendapatkan akses terhadap harga yang lebih tinggi untuk biji kopi Robusta yang mereka hasilkan.

Hingga saat ini, Otoritas Terusan Panama (ACP) telah menghabiskan US$32 juta untuk program tersebut. Dana itu digunakan untuk melatih petani kopi agar mengadopsi metode yang lebih ramah lingkungan serta membantu mereka mengakses sertifikasi yang menawarkan harga premium untuk biji kopi mereka.

"Ini meningkatkan perekonomian kami. Ini membantu iklim. Kami dapat melindungi sungai dan membantu kanal mengatasi kekeringan dengan lebih baik," kata Roberto Benitez, yang memimpin kelompok petani kopi lokal.

“Memang benar bahwa dengan menghutankan kembali lahan pertanian dengan kopi kita tidak menyelesaikan segalanya. Tapi itu membantu," ujarnya lagi.

Sekitar 1.700 petani lokal mendapat manfaat dari inisiatif ini. Selama panen kopi terakhir, sekitar 10.600 karung biji kopi Robusta seberat 60 kilogram dipanen di daerah Capira, rumah bagi banyak petani program, yang terletak di cekungan barat kanal.

Para ahli memuji proyek ini karena membantu memperlambat kerusakan pada sumber air permukaan yang penting bagi berfungsinya kanal pada saat ACP terpaksa mengurangi penyeberangan karena kekeringan parah. Kanal tersebut dilalui sekitar 5% perdagangan global.

Ketua ACP Ricaurte Vasquez memuji para petani, dengan alasan bahwa mereka membuat jalur air antar samudera lebih tahan terhadap krisis iklim global.

“Meskipun mereka berupaya mengoptimalkan aktivitas mereka, mereka juga melakukan pekerjaan besar untuk melindungi air bagi penduduk serta menjamin pengoperasian kanal,” katanya.