Sampah masih menjadi permasalahan lingkungan di dunia, termasuk di Indonesia. Pemilahan sampah masih rendah karena kurangnya kesadaran masyarakat, belum ada koordinasi menyeluruh, dan belum meratanya fasilitas pemilahan sampah.
Komunitas peduli lingkungan, Zero Waste Indonesia (ZWID) mengatakan edukasi dan informasi mengenai fasilitas dari pemerintah untuk pemilahan sampah sudah ada di sejumlah kota besar. Namun, fasilitas pemilahan sampah tersebut belum merata sehingga masih sulit ditemukan di kota-kota kecil dan perdesaan.
“Keluhan yang banyak disampaikan sobat-sobat ZWID atau bahkan tim ZWID, seringkali sampah terpilah yang disalurkan ke truk sampah dari dinas kebersihan akhirnya masih dicampur lagi,” kata Head of Research & Education ZWID Yurizdiana kepada Katadata.co.id, Senin (22/4). Hal ini menunjukkan tidak ada koordinasi yang baik dari pemerintah pusat ke daerah hingga ke petugas yang ada di unit-unit terkecil dalam penanganan sampah.
Akhirnya, masyarakat yang sudah memiliki kesadaran atas pemilahan sampah memilih untuk menyalurkan sampahnya ke pengusaha pengolahan sampah swasta. Sementara itu, masyarakat yang belum memiliki kesadaran terhadap pentingnya memilah sampah, masih mencampur sampahnya menjadi satu.
Diana, panggilan akrab Yurizdiana, menyebut masalah sampah di Indonesia ini bukan hanya berakar dari kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah. Menurutnya, usaha berkelanjutan sudah seharusnya menjadi tanggung jawab semua manusia.
Dalam sistem bernegara, pengelolaan sampah harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Mulai dari individu dan rumah tangga sebagai konsumen, pengusaha kecil dan menengah, hingga ke pemangku kebijakan yang memiliki wewenang dalam memberikan fasilitas dan penegakkan aturan.
Untuk itu, dalam momentum Hari Bumi atau Earth Day, komunitas ZWID mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk lebih sadar dalam pengelolaan dan pemilihan sampah. Untuk individu, Diana mengajak untuk memulai kesadaran memilah sampah dari diri sendiri secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Ia menambahkan masyarakat harus fokus memulai dari dari hal-hal terkecil dan selalu mengapresiasi usaha yang sudah dijalankan. Secara perlahan-lahan, masyarakat akan belajar untuk membiasakan diri mengurangi timbulan sampah dengan menggunakan barang pakai-ulang, dan tetap menjadi konsumen ataupun produsen yang berkesadaran.